Connect with us

Hi, what are you looking for?

Ekonomi

Rusak Parah, Bangunan Pasar Sentral Inhutani Terancam Ambruk

NUNUKAN – Bangunan pasar sentral Inhutani di Rt.010 Nunukan Utara, Kalimantan Utara dikeluhkan pedagang.

Atap seng yang sudah berlubang membuat ratusan pedagang yang berjualan di lapak tersebut kebasahan saat hujan.

Kondisi tiang penyangga juga sudah banyak yang rapuh sehingga rentan ambruk dan membahayakan pedagang dan pengunjung.

Tak hanya itu, keberadaan 10 unit MCK umum di sekitar pasar juga sudah cukup lama tidak difungsikan.

‘’Sejak 2011, belum ada perbaikan, beginilah kondisinya, memang semua mengeluh, tapi mau diapa?’’ kata ketua Rt.010 Efendy Anshar, Senin (8/3/2021).

Pasar sentral berdiri sekitar tahun 2002, setelah terjadi kebakaran di pasar Beringin sehingga sebagian besar pedagang yang ada berpindah ke   lokasi tersebut.

Pada tahun 2009 pasar sentral ini sempat dibangun kembali setelah sebelumnya mengalami musibah kebakaran yang menghanguskan sebagian bangunan pasar.

‘’Kalau ditanya sejak kapan tidak pernah dibangun, sampai kondisinya seperti ini, semenjak saya jadi RT tahun 2011, sampai hari ini, tidak ada itu pembangunan pasar Inhutani,’’katanya lagi.

Keadaan pasar yang rusak parah diakui para pedagang.

Salah satu pedagang sayur, Lusia, bahkan harus merogoh kocek lumayan banyak, demi membeli terpal plastik sebagai pengganti atap seng untuk berlindung ketika hujan.

Pedagang ikan di lokasi tersebut juga melakukan hal yang sama, mereka merasa was-was saat terjadi hujan disertai angin kencang, karena tiang penyangga di lokasi tersebut sewaktu-waktu bisa roboh.

‘’Saya habis Rp.650.000 beli plastik terpal, Tawau punya, bocornya parah karena atap sengnya sudah jebol dan rusak parah, tiang juga goyang semua itu,’’tuturnya.

Anggota DPRD Nunukan, Adama, mengaku prihatin dengan kondisi yang terjadi di salah satu pusat perekonomian itu.

Baca Juga:  Malu Karena Kelakuan Putri Sulungnya Jadi Gosip Tetangga, Petani di Nunukan Menenggak Racun

Ia mengatakan, sebagian besar kebutuhan pokok masyarakat berasal dari pasar sentral.

‘’Memang seharusnya ini diperhatikan, ada sekitar 400 pedagang di pasar ini, kami berharap Pemerintah melihat ini secara serius,’’katanya.

Ketua fraksi PKS di DPRD Nunukan ini juga mempertanyakan adanya retribusi pelayanan pasar dan lainnya, namun pembangunan sama sekali tidak terjadi.

Keberadaan pasar di kabupaten Nunukan memang telah menjadi masalah sejak lama, pemerintah dianggap tidak pernah menertibkan pasar, tapi justru menambah bangunan pasar, yang akhirnya memunculkan masalah baru.

‘’Paras contohnya, itu dibangun 21 perusahaan dengan dana 2,7 miliar, nyatanya sekarang tidak terpakai, solusi pasar tradisional tidak ada, padahal setiap hari ratusan orang belanja disini, ini yang kita sayangkan,’’katanya lagi. (Dzulviqor)

Loading

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Lainnya

Nunukan

NUNUKAN – Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Nunukan, merilis hasil investigasi kasus hilangnya uang nasabah bernama Betris, senilai kurang lebih Rp. 384 juta, Selasa,...

Olahraga

NUNUKAN – Sabri, salah satu Atlet panjat tebing asal Nunukan, yang pernah meraih medali emas (perorangan) pada PON XVII 2012 di Riau, Perunggu (perorangan)...

Nunukan

NUNUKAN – Bank Rakyat Indonesia (BRI) menggelar senam sehat, bertajuk ‘Bilang aja gak terhadap kejahatan perbankan’, di halaman Kantor Cabang BRI, Jalan TVRI, Nunukan...

Hukum

Menanggapi keterlibatan dua angotanya, Syaiful menegaskan, tidak ada toleransi bagi anggotanya yang terlibat penyalahgunaan narkoba.