NUNUKAN – Untuk memudahkan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) berkomunikasi dengan keluarganya, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Nunukan, membangun Warung Telekomunikasi Khusus Pemasyarakatan (Wartelsuspas) yang terletak di sebelah blok narapidana.
Kalapas Nunukan, I Wayan Nurasta Wibawa, menjelaskan fasilitas komunikasi dimaksud dibangun bekerjasama dengan pihak ketiga, dan berjumlah sebanyak 8 unit tab yang ditempatkan di 4 blok berbeda di sekitar lapas.
‘’Wartelsuspas menampilkan visual semacam video call, biayanya jauh lebih murah ketimbang menggunakan paket internet di android,’’ ujar Wayan, Rabu (25/5).
Dia mengatakan, Wartelsuspas merupakan salah satu inovasi di masa pandemi COVID-19 untuk membatasi kunjungan dan tatap muka dari orang-orang di luar lapas.
Namun seiring berjalannya waktu, inovasi tersebut menjadi salah satu solusi bagi penindakan pemberantasan handphone narapidana dalam lapas.
‘’Jadi kita buat Wartelsuspas sebagai solusi kepemilikan hp WBP, satu sisi hp dalam sel kita basmi, sisi lain kita berikan solusi,’’ tegasnya.
Sebagai Upaya Pemberantasan Handphone Milik WBP
Meski upaya tersebut belum dapat berjalan maksimal, Wayan menegaskan internal lapas terus melakukan evaluasi untuk meningkatkan kinerja petugasnya.
‘’Memang kita akui, selama ini masih banyak WBP kita temukan upload status di medsos, tapi kita akan terus razia, dan kita sudah punya solusi dengan Wartelsuspas,’’ katanya.
Wayan menambahkan, pelayanan Wartelsuspas dibuka setiap hari dari pukul 08.00 – 14.00 WITA, dan dilakukan dalam pengawasan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
‘’Pelaksanaannya tetap dalam pengawasan, untuk menghindari gangguan keamanan dan ketertiban serta peredaran jaringan penggelapan Narkoba,’’ tambahnya.
Selanjutnya untuk mekanisme pembayaran jasa Wartelsuspas, Lapas masih merancang pembayaran secara sidik jari, dengan terlebih dahulu melakukan deposit saldo di koperasi maksimal sebesar tiga ratus ribu rupiah.
Nantinya, para WBP cukup menekankan jari jempolnya untuk membayar online dan langsung terkoneksi dengan admin.
‘’Sementara ini kita masih pakai kartu, kita masih merancang yang pembayaran dengan sidik jari, karena kalau pake kartu masih rawan, bisa saja kartu itu dicuri temannya dan lainnya,’’ kata Wayan.
Dia berharap, layanan ini dapat berjalan dengan baik dan digunakan sebagaimana mestinya guna mengurangi peredaran handphone, pungli dan narkoba. (Dzulviqor)