NUNUKAN – Sabri, salah satu Atlet panjat tebing asal Nunukan, yang pernah meraih medali emas (perorangan) pada PON XVII 2012 di Riau, Perunggu (perorangan) pada PON XVII 2012 Riau, medali emas (Beregu) PON 2012 XVII Riau, dan Perak (Beregu) Asian Games 2018 Jakarta – Palembang, serta juara dua dunia dalam World Cup 2018 di Perancis, memutuskan undur diri dari Federasi Panjang Tebing Indonesia (FPTI) Kaltara.
Keputusan tersebut diambilnya lantaran kecewa dengan minimnya perhatian dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara.
“Pemprov tidak memberikan fasilitas dan perhatian layak untuk Cabor yang saya geluti, sehingga saya memutuskan lebih baik mundur saja dari FPTI Kaltara,’’ ujarnya ditemui, Selasa (26/10/2021).
Dia mencontohkan pengalamannya dalam persiapan berlaga di PON XX Papua beberapa waktu lalu.
“Kita hanya diberi waktu 6 bulan untuk TC (training center) sehingga segala persiapan tersebut dipandang sangat mentah dan tidak sesuai standar yang diperlukan,” sesalnya.
Minimnya Sumber Pendanaan
Menurutnya anggaran yang tersedia juga tidak jelas, serta sarana prasarana untuk menunjang kemajuan dan masa depan cabor panjat tebing juga sangat minim.
‘’Pada 2020 saat PON Papua diundur, gaji kita perbulan Rp 5 juta, tapi belakangan kita dibayar 3 bulan sekali dengan nominal Rp 7 juta,’’ kata Sabri.
Lebih parahnya lagi, keberangkatannya ke Papua untuk PON XX pada 2 – 15 Oktober 2021 kemarin, Pemprov Kaltara bahkan tidak memberinya seragam layaknya daerah lain yang memberikan perhatian lebih bagi atletnya.
‘’Hari pertama bertanding, saya masih pake baju lama karena memang tidak dikasih seragam. KONI dan Dispora datang ke Papua dengan official dan person yang banyak namun tidak terlalu dibutuhkan. Akhirnya perhatian ke atlet jauh berkurang,’’ tegas Sabri lagi.
Sabri mengaku sejak dua kali memperkuat Kaltara, prestasinya bisa dibilang anjlok dan nihil.
Ini berbeda jauh saat ia memperkuat Kalimantan Timur, dengan perhatian ekstra dan fasilitas mumpuni, ia mampu mempersembahkan 2 medali emas dan 1 perunggu.
‘’Sejak saya menyatakan mundur, sudah ada tiga wilayah yang menawarkan agar saya bergabung. Jawa Barat, DKI Jakarta dan Kaltim,’’ kata Sabri lagi.
Dimintai tanggapan atas pengunduran diri salah satu atlet bertalenta ini, Ketua FPTI Nunukan Faizal Azis mengaku dilematis.
FPTI tidak mungkin bisa melarang apa yang diputuskan Sabri karena mereka juga tidak bisa menjamin kesejahteraannya.
‘’Mau diapa? Kalau memang sudah menjadi keputusannya, kita hanya berdoa dan mendoakan yang terbaik. Kita yakin banyak daerah lain yang ingin Sabri bergabung. Jadi satu sisi ini cukup disayangkan, sementara sisi lain perlakuan pemerintah terhadap Sabri memang seperti yang dikatakannya,’’ katanya. (Dzulviqor)