NUNUKAN – Baru kenal sekitar sebulan lewat jejaring sosial Facebook, Cecep Bagja (28) pemuda asal kota Garut, Jawa Barat, ini mantap terbang ke Nunukan Kalimantan Utara untuk menikahi Elisa (53).
Pria yang bekerja sebagai tukang servis handphone di kota Garut ini mengaku hatinya langsung tertawan oleh Elisa yang bekerja sebagai PNS pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nunukan ini.
‘’Usia hanya tentang angka, hidup dan kebahagiaan tidak mengenal perbedaan usia. Kalau nyaman, saling pengertian, kenapa harus meributkan angka?’’ ujarnya, Minggu (18/4/2021).
Cecep memang memiliki mimpi untuk beristri pada Ramadan 2021 tepat di usaia 28 tahun. Kebahagiaan Cecep begitu kentara saat mata kedua pasangangan kekasih ini saling menatap.
Wajah keduanya bersemu merah, terlihat ada banyak pujian yang dilontarkan keduanya melalui isyarat mata, meski tanpa kata terucap.
‘’Kita saling cocok juga memiliki pandangan yang sama tentang apa itu menjalin hubungan suami istri. Kami yakin pilihan ini yang terbaik buat kami,’’ katanya tersipu.
Sesekali pandangan keduanya bertaut dan mencoba membuang muka yang merona merah jambu karena malu dan bahagia secara bersamaan.
‘’Bunda Elisa bagi saya adalah hadiah ulang tahun terindah dan mimpi yang terwujud,’’kata Cecep terlihat bahagia.
Ramadan terbaik bagi Cecep dan Elisa.
Perkenalan keduanya bak kisah novel. Cecep memiliki target bisa beristri di usia 28 tahun atau menjelang Ramadan 2021.
Ia ingin bersantap sahur dan buka bersama melewati Ramadan ini bersama istri. Ibarat pepatah, pucuk dicinta ulam tiba, Cecep mendapat permintaan pertemanan dari Elisa yang sudah setahun ditinggal suami.
Tanpa fikir panjang, Cecep langsung menerima permintaan tersebut.
‘’Ini berkah dan mimpi yang terwujud buat saya,’’ kata Cecep.
Saat diminta bercerita, Elisa mengatakan, semenjak menjanda kesehariannya hanya diam di kamar mengerjakan tugas dan menulis buku untuk mengusir sepi.
Elisa memiliki 3 cucu dari 2 anak laki-laki yang kini berada di Samarinda menekuni pekerjaan masing-masing. Ada yang bekerja di perusahaan batu bara dan juga sebagai hair stylis yang memiliki barber shop sendiri.
Elisa juga meyakini pertemuannya dengan Cecep adalah kuasa Tuhan.
‘’Saya ini orangnya paling malas main medsos. Tapi entah kenapa pada 17 Maret 2021 saya buka Facebook dan meminta pertemanan dengan Aa Cecep.
Aa langsung terima dan sejak itu kami sering video call’’ katanya sambil melirik ke Cecep di sebelahnya.
Elisa mengatakan, 17 Maret 2021 menjadi tanggal dan bulan yang diabadikan menjadi mas kawin keduanya.
Saat menikah di 1 Ramadan 1442 H atau 13 April 2021, keduanya sepakat dengan mas kawin Rp.173.000 dengan arti tanggal dan bulan kenalan keduanya.
Pernikahan berlangsung sederhana di kediaman Elisa di jalan Angkasa gang Mandor Beddu 6 Nunukan. Tidak ada seserahan atau mahar yang memberatkan.
Elisa mengaku tidak membutuhkan harta, ia merasa sudah berkecukupan dan baginya, kesungguhan Cecep tidak ternilai oleh apapun.
‘’Jadi kami kenalan itu dua hari sebelum hari ulang tahun Aa Cecep. Selain menjadi kado buat Aa Cecep, tentu menjadi kado paling istimewa dan paling berkesan buat saya’’ lanjut Elisa sambil memegang tangan Cecep dan menatapnya mesra.
Terbang ke Kalimantan sebagai bukti cinta.
Jarak antara Garut Jawa Barat ke Nunukan Kalimantan Utara tidak membuat Cecep patah semangat. Seringnya komunikasi melalui panggilan video memantapkan hatinya untuk mempersunting Elisa yang berhasil membuatnya jatuh cinta.
Niatnya itu sempat menjadi cemoohan tetangga, namun kebulatan tekat dan rasa cinta, tak menyurutkan langkahnya menempuh perjalanan darat, udara dan laut, demi bertemu dan menikahi Elisa.
‘’Ini bukti keseriusan perasaan saya. Saya tidak ragu menikahi Bunda Elisa, karena memang kami cocok dan saling cinta’’ kata Cecep tegas.
Kecocokan dengan Elisa dikatakan karena mereka memiliki nasib yang nyaris sama. Kalau Elisa tinggal sendirian karena suami meninggal dan anak bekerja di kota kelahirannya, Cecep yang merupakan anak tunggal juga hanya tinggal berdua dengan ibunya dan tidak memiliki keluarga.
Elisa juga membenarkan ucapan Cecep, ia mengaku tidak sembarangan dan asal memilih. Jauh-jauh hari sebelum memantapkan sosok pendamping hidupnya, ia sudah melakukan tirakat.
Elisa berpuasa hajat selama dua bulan, dan sering bertanya pada para ahli agama.
‘’Mereka mengatakan, jodoh saya adalah orang jauh dan akan datang melamar saya lewat pintu depan. Tanda itu ada sama Aa Cecep, makanya hati saya tidak ragu meski usia kita terpaut 25 tahun. Ini bukan soal usia, tapi tentang bagaimana kita memaknai masa depan bersama’’ kata Elisa.
Tidak banyak yang Elisa minta dari Cecep, dari awal ia sudah mengatakan kalau ia hanya sendirian tinggal di rumahnya di jalan Mandor Beddu 6 komplek Bandara Nunukan.
Ia hanya ingin Cecep selalu di Kalimantan menemaninya dan memindahkan usaha servis handphone milik Cecep di Garut ke Nunukan.
‘’Komitmen awal kan kita akan bersama terus. Keluarga juga mendukung, sekarang kami masih mencari lokasi yang pas untuk buka usaha. Kita akan selalu berdua pokoknya’’ katanya bersemangat. (Dzulviqor)