NUNUKAN – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nunukan, Kalimantan Utara, menjadi salah satu lokasi yang paling banyak dikunjungi warga perbatasan RI – Malaysia, saat liburan Idulfitri 1445 Hijriah.
Pasalnya, terdapat sebuah destinasi wisata, yang dinamakan Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Lapas Nunukan (Lanuka).
Bukan hanya warga Kota Nunukan, bahkan warga Pulau Sebatik, dan kecamatan lain, rela pergi ke Lapas, meski harus menyeberangi lautan, dan menempuh jarak tidak dekat.
‘’SAE Lanuka, merupakan solusi bagi masyarakat Nunukan, yang ingin berwisata ke Tawau, Malaysia, tapi budgetnya ngepress,’’ ujar Kalapas Nunukan, Puang Dirham, Minggu (14/4/2024).
Dia menyebut, sejak kedua Idulfitri, pengunjung SAE Lanuka sudah membludak, bahkan hampir mencapai 5.000 pengunjung.
Jumlah yang cukup banyak, mengingat Nunukan merupakan sebuah pulau di perbatasan Negara.
Sesuai namanya yang merupakan sarana asimilasi dan edukasi, SAE Lanuka, lokasi tersebut dijaga oleh para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Mulai penjaga tiket, tukang parkir, hingga para petugas kebersihan. Para keluarga WBP, juga bisa sekalian berwisata, ketika mereka datang membesuk.
‘’Biasanya, masyarakat Nunukan sering berkunjung ke Tawau, Malaysia, saat liburan. Yang tentunya tidak murah ongkosnya. Tapi dengan adanya SAE Lanuka, mereka memiliki tempat rekreasi alternatif yang jauh lebih murah,’’ imbuhnya.
Sarat edukasi
Untuk masuk ke SAE Lanuka, pengunjung membayar biasa tiket Rp 5000/orang, kecuali anak dibawah usia 2 tahun.
Pengunjung akan melewati jalan menanjak dengan sejumlah anak tangga yang di setiap pinggirnya dihiasi sejumlah patung hewan khas endemik Kalimantan.
Terdapat juga hewan ternak yang dipiara oleh para WBP, ada kambing, burung dara, babi. Pengunjung juga bisa melihat kolam lele, serta kebun buah.
Tak ketinggalan, ada sejumlah miniatur penjara, dan alat pemancungan, dengan penjelasan sejarah penjara, mulai berlakunya hukum pancung, hingga sistem yang lebih manusiawi.
‘’Anak anak akan terpancing bertanya pada orang tuanya terkait apa yang mereka lihat. Orang tua bisa membacakan sejarah penjara juga ke anaknya, jadi selain berwisata, bisa sembari menambah pengetahuan juga,’’ kata Puang Dirham.
Pengunjung juga bisa beristirahat di beberapa miniatur rumah adat, yang memang disediakan sebagai tempat singgah.
Dan lagi lagi, terdapat penjelasan nama rumah adat, serta pernak pernik yang ada didalamnya.
‘’Anak anak suka sekali kesini, mereka bebas naik patung binatang, dan setiap libur minta diajak kesini (SAE Lanuka),’’kata salah satu pengunjung, Budi.
‘’Anak anak banyak belajar dan senang sekali saat berada diatas bukit. Senang pokoknya, mereka juga belajar mengambil foto matahari terbenam,’’ imbuh ibu-ibu pengunjung lain, Hikmah.
Indahnya sunset di Bukit Mandau
Setelah hampir satu kilometer menempuh perjalanan dengan meniti anak tangga, pengunjung akan sampai di puncak bukit, dimana berdiri Tugu Mandau dan Tameng, yang merupakan senjata khas suku Dayak Kalimantan.
Selain instagramable, di puncak bukit SAE Lanuka, menjadi lokasi paling favorit.
Saat senja tiba, cahaya jingga keemasan menjadi pemandangan indah, dan sangat layak diabadikan.
Sunset di puncak Bukit Mandau, menjadi daya tarik tersendiri. Di bukit itulah, banyak pasangan muda mudi berswafoto.
Pasangan suami istri, sampai satu keluarga, mengambil latar belakang sunset yang menghilangkan rasa lelah menanjak bukit.
‘’Sangat disarankan datang jelang senja dan membawa kamera untuk mengabadikan momen indah ini. Pengunjung bisa melihat indahnya senja yang menaungi hijaunya hutan Nunukan dan memandang jauh ke Malaysia,’’kata Puang.
Selesai menikmati sunset, lampu warna warni akan menyala, mengiringi pengunjung yang turun bukit.
Kelap kelip lampu, menciptakan suasana beda, layaknya wisata alam yang membuat pengunjung betah berlama lama di SAE Lanuka.
Puang Dirham menegaskan, SAE Lanuka sudah menjelma destinasi wisata bagi masyarakat Nunukan.
Lapas Nunukan juga terus berbenah, dengan menambahkan sejumlah item lain yang bisa menarik pengunjung.
Salah satunya, membuat wahana kolam renang untuk anak.
‘’Kita berharap, SAE Lanuka menjadi alternatif wisata warga Nunukan. Kita tidak perlu jauh jauh dan menghabiskan banyak uang untuk sekedar menikmati keindahan senja. Kita buka SAE Lanuka untuk masyarakat, dan mohon bantu kami dengan menjaga kebersihan,’’kata Puang. (Dzulviqor)