NUNUKAN – Syaiful, warga Desa Seberang, Kecamatan Sebatik, berinovasi membuat mesin Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) portabel, sebagai solusi alternatif krisis listrik yang kerap terjadi di Kabupaten Nunukan.
‘’Seringnya mati lampu, menjadi alasan saya membuat PLTA portabel. Setidaknya bisa tetap bisa menikmati listrik tanpa mengandalkan PLN,’’ ujarnya, dihubungi, Kamis (14/7).
Menariknya, PLTA milik Syaiful tersebut juga menduduki nominasi ketiga dalam lomba, teknologi tepat guna (TTG), se-Kaltara 2022.
Syaiful yang mengaku hanya lulusan STM di Gunung Sari Makassar ini, mengeluarkan modal sekitar Rp . 11 jutaan untuk merakit mesin PLTA portabel buatannya.
Ia mengandalkan inverter untuk membuat kipas yang terpasang pada dinamo bisa berputar dan menghasilkan daya listrik.
Syaiful menjelaskan, inverter berfungsi mengubah arus DC ke AC, dan juga mengubah tegangan. Dengan kata lain, inverter adalah adaptor daya.
‘’Mesinnya saya gunakan dinamo air, jadi sistem semprot. Turbin atau kipasnya, tidak perlu harus dipasang pada air yang mengalir. Dengan inverter, maka dinamo akan berputar, dan setrum yang dihasilkan bisa menyalakan lampu di rumah,’’ jelasnya.
Adapun daya tegangan listrik yang dihasilkan bergantung pada kapasitas dinamo yang digunakan.
Mesin ciptaan Syaiful, hanya menggunakan dinamo dengan kapasitas 1200 watt, namun daya yang dihasilkan mampu menyalakan lampu di rumahnya ketika terjadi pemadaman.
Alat itupun bukannya dipasang di sungai atau di parit dengan aliran air. Melainkan hanya dipasang di akuarium.
‘’Kalau ditanya irit mana dengan tegangan listrik PLN ya mungkin lebih irit PLTA portabel ya, karena tidak perlu BBM atau mesin diesel,’’ kata dia.
Menurut Syaiful, PLTA portabel akan menghasilkan daya lebih maksimal jika dibuatkan kolam kecil, dengan tampungan air yang cukup.
‘’Saya ingin mengganti dengan dinamo yang berkapasitas 3000 watt, jadi pakai kipas angin bisa, kulkaspun bisa tahan,’’ katanya. (Dzulviqor)