NUNUKAN – Rapat membahas murahnya harga bahan bakar minyak (BBM) asal Malaysia di Pulau Sebatik yang mengancam eksistensi Agen Premium, Minyak dan Solar di wilayah tersebut, dipimpin oleh Ketua Komisi III DPRD Nunukan, Hamsing dan dihadiri oleh Polres dan TNI AL Nunukan, Jumat (3/2).
Mewakili Kapolres Nunukan AKBP. Taufik Nurmandya, AKP Syaifuddin Hamzah mengatakan, Pertamina seharusnya melihat kasus di perbatasan ini sebagai pekerjaan rumah.
Pemerintah Daerah juga harus memberi batasan, mencatat item apa saja yang diperbolehkan dan barang barang Malaysia harus masuk lewat mana saja.
Jika pemetaan tersebut sudah selesai, maka aparat keamanan akan maju sebagai langkah terakhir dalam perkara penindakan.
‘’Kita semua paham karakteristik Nunukan yang merupakan perbatasan RI – Malaysia. Tidak semua bahan pokok terpenuhi dari pusat, dan mayoritas masyarakat kita hidup dengan barang Malaysia. Mohon dirumuskan dulu hal yang sekiranya berefek pada gejolak sosial ekonomi, dan aparat selalu menjadi langkah akhir dari semuanya,’’ ujar Syaifudin.
Dengan kata lain, banyaknya BBM Malaysia yang masuk Nunukan memiliki urgensi yang berbenturan langsung dengan kebutuhan masyarakat bawah, sehingga tidak mudah jika saklek pada aturan.
Pun demikian, sampai hari ini, barang barang Malaysia masih cukup dominan di perbatasan RI.
‘’Untuk langsung menindak dan mengambil langkah tegas, efeknya luar biasa. Kecuali barang-barang tersebut dibawa keluar Nunukan, ada indikasi persaingan bisnis, sehingga penindakan tegas memang diperlukan,’’ tegasnya.
Sejumlah anggota DPRD Nunukan juga tidak membantah, betapa kondisi Nunukan masih memiliki ketergantungan besar dengan barang barang Malaysia.
Pimpinan rapat, Hamsing juga mengakui, butuh waktu, tenaga dan pemikiran serius menanggulangi barang Malaysia yang memang sudah kadung ada dan jauh lebih diminati warga perbatasan ketimbang produk lokal.
‘’Kita akan coba bahas masalah ini di Forkopimda, kita bicarakan dengan semua stake holder. Selanjutnya, kita kembali menggelar rapat, dengan mengundang BPH Migas, Pertamina, juga Bea Cukai,’’ kata Hamsing. (Dzulviqor)