NUNUKAN – Api membakar ludes sebuah rumah berukuran 7×18 meter di RT 1 Desa Duyan Kecamatan Lumbis Hulu, Kabupaten Nunukan, Sabtu, (21/1/2022) sekira pukul 00.30 WITA.
Rumah panggung dengan struktur kayu tersebut merupakan milik Joned, mantan Kades setempat.
Camat Lumbis Hulu, Justinus menuturkan, peristiwa kebakaran diduga berasal dari kayu bakar dalam pawon/tungku yang masih menyisakan bara api.
Akibatnya, bara tersebut memicu api menjadi membesar dan menyambar dinding bangunan rumah kayu yang ditinggali oleh keluarga yang beranggotakan tujuh orang tersebut.
‘’Sepertinya pemilik rumah lupa memastikan api pada kayu bakar benar-benar padam setelah memasak,” ujar Justinus, Sabtu (22/1/2022).
Peristiwa kebakaran, pertama kali diketahui anak pemilik rumah bernama Jamlos saat terbangun ingin buang air kecil.
‘’Waktu dia bangun itu api sudah berkobar besar dari dapur, hampir membakar dinding kamar kedua orang tuanya,’’ jelasnya.
Karena melihat api yang sudah membesar, Jamlos berupaya membangunkan orang tuanya yang berada di dalam kamar.
‘’Akhirnya dia dobrak saja pintunya. Orang tuanya yang baru bangun, cukup terkejut karena sikap anaknya. Namun mereka lebih terkejut lagi saat melihat api sudah merambat ke sejumlah bagian dalam rumah,’’ lanjutnya.
Karena panik, seluruh anggota keluarga berlari keluar mengambil air dari sungai dan berusaha sebisa mungkin memadamkan api.
Sejumlah warga sekitar juga ikut membantu proses pemadaman, dan melokalisir agar api tidak menyebar ke rumah lain.
‘’Tidak ada alat pemadam atau kantor Dinas Pemadam Kebakaran disini. Warga hanya memadamkan dengan manual. Mereka pakai ember dan gayung, airnya diambil dari sungai. Pemadaman dibantu Satgas Pamtas RI – Malaysia Yonarmed 18/Komposit Buritkang,’’ imbuhnya.
Justinus mengatakan, kerugian yang diderita Joned dari musibah kebakaran diperkirakan sekitar Rp.150 juta.
Selain itu, ada mesin chain shaw, mesin kapal ketinting (perahu nelayan), mesin penggiling padi, penggiling ubi, dan perlengkapan imunisasi, tidak ada satu pun yang bisa diselamatkan.
Sebuah tempayan ma’nila lawai atau guci untuk seserahan dalam upacara pernikahan adat dayak, beserta semua surat berharga juga tidak bersisa akibat peristiwa ini.
‘’Kami akan bantu uruskan masalah surat-surat yang hilang. Kita sudah alokasikan bantuan sembako juga. Saat ini para korban sudah diungsikan ke rumah keluarganya untuk sementara waktu,’’ kata Justinus.