NUNUKAN – Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan, sedang menginvestigasi ditemukannya beberapa kasus malaria knowlesi, pada penderita yang beraktivitas di hutan dan disinyalir berinteraksi dengan kera jenis ekor panjang.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Pengendalian Penduduk dan KB, pada Dinkes Nunukan Sabaruddin, menjelaskan, gejala malaria knowlesi sama persis dengan malaria biasa. Yaitu, demam sampai menggigil, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, badan lemas, tidak nafsu makan, sakit perut dan terkadang disertai batuk.
“Pada kasus malaria knowlesi lebih disebabkan infeksi protozoa Plasmodium knowlesi. Sebuah penyakit yang menginfeksi kera jenis ekor panjang,” jelas Sabaruddin, Kamis (30/3/2023).
Lanjut dia, seseorang bisa tertular penyakit malaria ini ketika digigit nyamuk Anopheles leucosphyrus, yang baru menggigit kera ekor panjang dan terinfeksi protozoa penyebab malaria knowlesi.
‘’Sejauh ini, Dinas Kesehatan belum mendapat kepastian asal muasal penyakit tersebut. Apalagi habitat kera ekor panjang juga sangat jarang ditemukan di Kabupaten Nunukan,’’ tambahnya.
Sabaruddin menuturkan, ditemukannya kasus malaria knowlesi sangat disayangkan.
Sebab, Kabupaten Nunukan baru saja melakukan eliminasi malaria, dengan dasar tidak ditemukannya kasus penularan lokal di daerah ini.
‘’Bukan berarti tidak ada kasus malaria di Nunukan. Ada kasus, tapi penularan berasal dari pendatang, bukan penduduk asli,’’ jelasnya.
Ia juga mengimbau bagi warga Nunukan, khususnya yang memiliki mata pencaharian di hutan, agar menjauhi kera ekor panjang.
‘’Penularan malaria knowlesi akibat interaksi dengan kera ekor panjang yang terinfeksi protozoa. Sebaiknya dihindari saja untuk mencegah penularan,’ imbaunya. (Dzulviqor)
