NUNUKAN, KALIMANTAN UTARA – Antusiasme orang tua di Nunukan memuncak menjelang penutupan pendaftaran Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) untuk tingkat SMA pada Kamis (26/6/2025) pukul 12.00 WITA.
Sorotan utama tertuju pada SMA Negeri 1 Nunukan yang selalu menjadi primadona, meskipun sistem penerimaan kini bergeser drastis.
Kantor Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Utara wilayah Kabupaten Nunukan mencatat tingginya minat masyarakat pada SMA favorit tersebut.
Padahal, SPMB 2025 menekankan nilai akademik dari rapor lima semester sebagai penentu utama, bukan lagi zonasi.
“Di Nunukan, kami memiliki lima SMA dan satu SMK. Namun, para orang tua selalu memfokuskan anak-anak mereka ke SMA Negeri 1 Nunukan,” ungkap Mahfuz, Kepala Cabang Disdikbud Kalimantan Utara Wilayah Kabupaten Nunukan, Rabu (25/6/2025).
Daya Tampung Aman, Nilai Rapor Penentu Utama
Data Disdikbud Nunukan menunjukkan bahwa jumlah lulusan SMP di wilayah kota (Nunukan dan Nunukan Selatan) mencapai sekitar 1.286 siswa. Menariknya, daya tampung sekolah-sekolah di Nunukan jauh lebih besar, mencapai 1.404 siswa.
Ini berarti secara kuota, tidak ada masalah berarti.
“Pada dasarnya, tidak ada masalah untuk kuota penerimaan murid baru,” jelas Mahfuz.
“Tinggal kami lihat lagi nilai akademik yang tertera dalam rapor nanti.” imbuhnya.
Mahfuz menegaskan kembali perbedaan krusial antara sistem PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) yang hanya berfokus pada jarak zonasi, dengan SPMB yang menitikberatkan pada nilai akademis atau rapor 5 semester.
“Yang perlu dipahami para orang tua, jarak yang jauh dari sekolah tidak akan muncul di sistem SPMB,” terangnya.
“Kecuali saat ada dua calon murid yang sama-sama memiliki nilai rapor tinggi, baru kami akan melihat mana yang jaraknya lebih dekat dari sekolah.” ungkapnya.
Solusi Domisili, Akses Pendidikan Lebih Merata
Perubahan dari zonasi menjadi domisili sukses mengatasi masalah akses yang selama ini menghantui siswa di Nunukan.
Sebelumnya, anak-anak dari Desa Binusan Dalam, kesulitan mendaftar ke SMA karena jarak yang jauh, dengan pilihan terbatas pada SMK Negeri 1 Nunukan.
Kini, hal itu berubah, pada tahun 2025, siswa-siswa tersebut dapat mendaftar ke SMA Negeri 3 Nunukan yang memiliki kuota 144 siswa.
“Saat ini, SMA Negeri 3 Nunukan baru dalam proses pembangunan gedungnya di daerah Sei Bilal. Sementara, kami meminjam gedung SDN 11 Nunukan,” kata Mahfuz.
“Ini bisa dikatakan untuk mengakomodasi anak-anak yang selama ini di luar jangkauan zonasi.” tegasnya.
Selain itu, SMA Negeri 1 Seimanggaris dengan kuota 72 siswa juga turut berkontribusi.
Sekolah ini mengakomodasi mayoritas anak-anak pekerja kebun kelapa sawit yang sebelumnya hanya bisa bersekolah di SMK Negeri 1 Seimanggaris karena alasan jarak.
“Kami sudah memiliki dua SMA Negeri yang menjadi solusi dari masalah domisili,” tegas Mahfuz.
“Alhamdulillah sampai hari ini tidak ada laporan masyarakat atau temuan dalam SPMB di Kabupaten Nunukan. Semua lancar dan sesuai regulasi.” katanya.
Sebagai informasi, pendaftaran SMA di Nunukan telah dibuka pada 18–21 Juni 2025 untuk jalur Prestasi, Afirmasi, dan Mutasi. Selanjutnya, jalur domisili dibuka pada 22–26 Juni 2025. (Dzulviqor)
