NUNUKAN – Dinas Pendidikan Provinsi Kaltara menyampaikan sejumlah solusi, terkait PPDB jalur zonasi yang disebut tidak mengakomodir calon siswa yang berdomisili di Kelurahan Nunukan Barat, serta Desa Binusan, dan Desa Binusan Dalam, Kabupaten Nunukan.
Kepala Dinas Pendidikan Kaltara, Teguh Henry Susanto, mengatakan permasalahan tersebut telah dirapatkan dengan UPT Disdik Kaltara di Nunukan.
Hasilnya, ada sejumlah langkah yang telah dirumuskan, diantaranya, membuka rombel baru untuk mengakomodir para pelajar dari wilayah dimaksud.
‘’Misalnya ada sekolah dengan delapan kelas, kita alokasikan tujuh kelas untuk kuota inti, dan satu kelas kita peruntukkan untuk mengakomodir pelajar di wilayah di luar zonasi itu. Modelnya sistem blok,’’ ujarnya dihubungi, Senin (18/7).
Teguh membenarkan, kasus ini (jalur zonasi) merupakan persoalan rutin yang terjadi setiap tahun di Nunukan.
Oleh karenanya, Disdik Kaltara fokus melakukan pemetaan dan pendataan jumlah lulusan SMP di tiga wilayah yang berada di luar zonasi di Nunukan.
Langkah tersebut dilakukan untuk merumuskan solusi tepat, agar kasus pelajar tidak tertampung saat PPDB, tidak terus menerus menjadi polemik setiap tahun.
‘’Kondisinya memang agak sulit. Di SMAN I, lahannya sudah tidak ada, begitu pula SMAN 2 Nunukan. Di wilayah itu, hanya ada SMK. Seandainya masyarakat mau saja memasukkan anaknya ke SMK tidak ada masalah sebenarnya,’’ lanjut Teguh.
Persoalan lain yang menjadi tugas berat Disdik Kaltara adalah pola pikir masyarakat di wilayah luar zonasi PPDB, yang beranggapan masuk SMK akan sulit melanjutkan pendidikan dijenjang kuliah.
Padahal, baik SMA maupun SMK, tidak menghalangi mereka meneruskan akademik mereka.
‘’SMK dibuat memang pertimbangannya agar anak-anak bisa segera bekerja saat lulus, sehingga mengurangi pengangguran. Hanya saja yang terjadi, mereka cenderung memilih SMA, sehingga memang ini menjadi pemikiran kami kedepannya,’’ kata Teguh.
Teguh menegaskan, jika hasil pemetaan nantinya, ada lulusan SMP dengan jumlah minimal 60 anak, maka ada jalan untuk mengusulkan dua rombel di lokasi tersebut untuk dibuka kelas baru.
‘’Ada solusi lain bagi pelajar Nunukan yang berada jauh dari SMA. Kita akan upayakan transportasi seperti bus sekolah. Itu beberapa solusi yang sementara kita usahakan, tapi kita masih mencari formula tepat untuk solusi paling baik dari masalah ini,’’ kata Teguh. (Dzulviqor).
