NUNUKAN – Sejumlah murid tingkatan sekolah dasar (SD) di Nunukan, disinyalir tidak mengikuti Ujian Sekolah (US) karena lebih memilih bekerja sebagai pengikat benih rumput laut.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pendidikan Nunukan, Akhmad mengatakan, pelajar dimaksud sudah ketagihan menghasilkan uang dari aktivitas tersebut.
‘’Ada beberapa yang memang terlalu konsen dengan pekerjaan mengikat bibit rumput laut, sehingga mereka tidak terdaftar dalam ujian,’’ ujarnya, Selasa (10/5).
Belum diketahui berapa jumlah murid yang tidak ikut US karena memilih bekerja sebagai buruh rumput laut.
Menurut Akhmad, Dinas Pendidikan Nunukan akan segera melakukan pemetaan dan mengevaluasi persoalan tersebut.
‘’Butuh sosialisasi serius kepada para orang tua. Karena bagaimanapun, dengan usia anak sekolah, tidak akan baik jika dibiarkan tidak sekolah, meski itu untuk bekerja mencari uang sendiri,’’ kata Akhmad.
Setelah terpetakan, Dinas Pendidikan akan memberikan dua pilihan bagi anak-anak yang tidak ikut ujian akibat memilih bekerja rumput laut.
Yang pertama adalah ikut ujian susulan yang akan digelar pada pekan depan, 16 Mei – 20 Mei 2022. Dan kedua, mereka akan diikutkan sekolah non formal.
‘’Kalau sudah niat berhenti sekolah, kita arahkan mereka ikut sekolah non formal. Sementara akan kita data, kita petakan dulu. selanjutnya kita beri dua pilihan itu,’’ jelasnya.
Untuk diketahui, data Dinas Pendidikan Nunukan mencatat, Ujian Satuan Pendidikan (USP) tahun 2022 ini, diikuti oleh 167 sekolah, terdiri dari 126 SD Negeri dan 41 SMP Negeri. Dengan jumlah total peserta ujian, sebanyak 3.591 murid. (Dzulviqor)
