NUNUKAN – Pemerintah Kabupaten Nunukan, menggelar pasar murah, untuk menekan laju inflasi sebagai imbas kenaikan harga BBM subsidi.
Kepala Dinas Perdagangan Nunukan, Sabri, mengatakan, pasar murah akan menjangkau wilayah pelosok, dengan daya beli yang minim, sehingga meringankan beban masyarakat di tengah isu kenaikan sembako yang tengah terjadi.
‘’Kita pasarkan sembako dengan harga distributor. Artinya, masyarakat bisa mendapat harga lebih murah ketimbang harga pasar,’’ ujarnya, Senin (19/9).
Menurutnya, pemasaran perdana sudah dilakukan pada 7 titik di Kecamatan Nunukan dan Nunukan Selatan, dan akan bergeser ke Pulau Sebatik dan wilayah kabudaya, khususnya Lumbis.
Adapun sembako yang dijual baru sebatas, gula pasir, tepung terigu, susu cair dan minyak goreng.
Pada program dimaksud, Pemkab Nunukan mengalokasikan kuota barang per pikap yang disebar ke sejumlah lokasi yang dipetakan sebagai wilayah ekonomi rendah, dan digelar dari pagi hingga malam hari.
‘’Satu titiknya akan ada mobil pikap yang mengangkut. Tidak ada pembelian sistem borong, karena tujuan kita adalah warga yang benar-benar membutuhkan,’’ jelasnya.
Sementara ini, dari pantauan Dinas Perdagangan Nunukan, harga-harga sembako masih terbilang normal, karena stok di pasar masih cukup banyak.
Sabri memprediksi, kenaikan signifikan baru akan terjadi manakala tarif angkutan kota telah ditentukan, sehingga akan berpengaruh pada biaya angkut dari distributor ke gudang pelabuhan.
‘’Sementara yang naik baru harga telur ayam, dari harga Rp. 58.000 per piring menjadi Rp 62.000 dan tertinggi Rp. 65.000 per piring. Harga lain masih normal normal saja. Minggu ini akan kita kontrol lagi, kemungkinan sudah ada kenaikan,’’ lanjutnya. (Dzulviqor).
