NUNUKAN – Puluhan pengemudi angkutan (angkot) kota konvensional melakukan aksi protes terhadap transportasi online Maxim, di alun alun Nunukan, Selasa (30/8).
Kasat Lantas Polres Nunukan, AKP. Arofiek Aprilian Riswanto, mengatakan, aksi itu adalah reaksi spontan yang membutuhkan solusi dan pemikiran serius.
Menurutnya, meski zaman sudah berkembang ke era digital, namun perlu adanya kebijakan terhadap belum siapnya para supir konvensional dalam perubahan zaman.
‘’Kita panggil perbagian, persektor, perlini, untuk menyelesaikan masalah di tempatnya masing-masing, agar clear dan sebagai upaya meredam aksi tak diinginkan,’’ ujar Arofiek.
Kata dia, pihaknya akan memberikan penjelasan komprehensif maupun detail, setelah melakukan mediasi, dengan mengundang sejumlah sektor.
Mulai dari supir angkot, Organda, Dinas Perhubungan serta managemen Maxim.
Yang perlu menjadi catatan, kata Arofiek, keberadaan armada angkutan penumpang dengan plat nomor luar daerah.
Tentu hal tersebut, butuh pembahasan lebih lanjut, apalagi jika berhitung pajak, kendaraan luar daerah tidak membayar pajak di Nunukan, sementara aspal yang digunakan ada di Nunukan, dan jatah BBM juga milik masyarakat Nunukan.
‘’Kami minta waktu untuk mencari solusi terbaik. Sesegera mungkin kita pertemukan semua, dan kita berharap ada solusi yang bisa diterima semua pihak,’’ sebutnya. (Dzulviqor)