NUNUKAN – Pengembangan bandar udara (bandara) Binuang di Kecamatan Krayan Tengah Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara akan menjadi prioritas pembangunan di tahun 2021 – 2023.
Hal tersebut dipertegas dengan adanya penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang pembangunan pengembangan bandara Binuang.
MoU diteken masing-masing oleh Novie Riyanto, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub RI, Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang, dan Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid, pada Rabu 3 Maret 2021, di Jakarta.
‘’Ini sebuah komitmen bersama, dan sinergitas untuk menyediakan bandara yang nyaman dan mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat perbatasan’’ ujar Kepala Bidang Sarana Prasarana Dinas Perhubungan Nunukan, Edi, Kamis (4/3/2021).
Edi menjelaskan, MoU yang telah disepakati tersebut berlaku selama tiga tahun sambil menunggu ketersediaan alokasi anggaran.
“Pemerintah pusat yang akan menentukan bagian mana dulu yang akan dibangun, karena ini dilakukan bertahap, semoga cepat terealisasi’’kata Edi.
Sejarah pembangunan bandara Binuang.
Fasilitas untuk pendaratan pesawat terbang tersebut awal mulanya dibangun pada masa misionaris dalam penyebaran agama dan misi kemanusiaan.
Kala itu masyarakat Krayan Tengah secara swadaya dengan alat seadanya.
Bandara ini juga yang menjadi salah satu tumpuan warga Krayan untuk bisa mengakses transportasi udara, dengan rutinitas pengangkutan Subsidi Ongkos Angkut (SOA) orang dan barang, yang melayani penerbangan satu kali dalam sepekan.
Untuk saat ini kondisi bandara Binuang memang masih belum layak.
Tampak landasan pacu yang masih terhampar tanah liat dan sepanjang jalur dipenuhi tumbuhan rumput tak ubahnya seperti tanah lapang biasa.
‘’Sehingga tidak bisa pesawat twin otter atau jenis caravan mendarat di Binuang, satu satunya pesawat yang bisa, hanyalah jenis Pilatus’’ jelas Edi.
Di kecamatan Krayan, ada tiga bandara yang aktif beroperasi, masing-masing :
1. Bandara Long Bawan,
2. Bandara Long Layu dan,
3. Bandara Binuang.
Bandara Binuang akan dipergunakan untuk pendaratan pesawat terbang jenis Cassa.
‘’Kalau bandara Long Layu jaraknya cukup dekat dengan Long Bawan, sehingga yang menjadi prioritas kita adalah Binuang’’ tambah Edi.
Usulan pengembangan pembangunan bandara Binuang ini juga didasari beberapa insiden kecelakaan pesawat yang mendarat saat musim hujan.
Maskapai Susi Air jenis Pilatus tercatat pernah tergelincir di bandara ini pada 17 Desember 2018 silam. (Dzulviqor)
