NUNUKAN – Peduli terhadap keberlangsungan pendidikan bagi anak anak buruh ikat rumput laut yang putus sekolah, Pangkalan TNI Angkatan Laut (LANAL) Nunukan Kalimantan Utara mendirikan Rumah Pintar (Rumpin).
Danlanal Nunukan, Letkol Laut (P) Arief Kurniawan Hertanto mengatakan, untuk menarik minat belajar anak, pihaknya menyiapkan fasilitas komputer dan internet di rumpin tersebut.
‘’Rumpin akan menjadi kelas untuk mengembalikan minat belajar anak-anak yang selama ini memilih bekerja ketimbang sekolah,’’ ujarnya, Senin (20/6).
Dari pemetaan yang dilakukan oleh Lanal Nunukan, ada sekitar 80 anak dari berbagai jenjang yang memilih putus sekolah karena sudah merasa nyaman dengan bekerja sebagai pengikat rumput laut.
Pola pikir mereka berubah, sekolah hanya sebuah formalitas untuk mendapatkan ijazah yang ujung-ujungnya mencari kerja juga.
Sehingga tidak mudah untuk mengembalikan semangat belajar anak-anak yang terlanjur terjun ke dunia kerja tersebut.
Terlebih lagi, saat ini harga rumput laut di Kabupaten Nunukan memiliki harga tinggi, dan berpengaruh terhadap penghasilan mereka setiap hari.
‘’Kita masih mencari formula, sekaligus berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan. Siapa yang akan mengajar mereka nanti. Kaitannya dengan penggajian. Kebetulan keberadaan Rumpin menarik minat mahasiswa Universitas Borneo Tarakan, mungkin akan kita jajaki kerja sama dengan mereka nanti,’’ lanjutnya.
Dua Klaster Lain Yang Menjadi Fokus Perhatian Lanal
Arief menambahkan rumpin merupakan salah satu klaster pada tujuan berdirinya Kampung Bahari Nusantara, yang dibangun di salah satu kampung penghasil rumput laut terbesar di Perbatasan RI – Malaysia ini.
Menurutya, ada dua klaster lain yang tak kalah penting dibanding Rumpin, yaitu klaster Pertahanan, dan klaster Wisata.
Dalam kluster pertahanan, TNI AL memberi nomor lambung dan tanda identifikasi pada hampir 200 perahu nelayan di lokasi tersebut.
‘’Kami berikan kartu nelayan dengan nomor sesuai kode lambung kapal. Ketika ada perahu dari luar, akan mudah terlacak dan patut dicurigai,’’ jelasnya.
Dia berharap, sinergitas antara nelayan, pembudi daya rumput laut dengan TNI AL menjadi salah satu strategi penting dalam pertahanan.
Sebab, nelayan dan pembudidaya rumput laut secara otomatis akan menjadi mata dan telinga TNI AL yang selalu menginformasikan kondisi laut di perbatasan RI.
Sementara untuk kluster wisata, warga dengan kesibukannya tentu membutuhkan refreshing dan penyegaran.
‘’Mereka disediakan spot swafoto dan lokasi yang dicat warna warni dengan kondisi ramah anak, dan membuka kesempatan TNI AL lebih dekat dan akrab dengan mereka,’’ katanya.