NUNUKAN – Distribusi kebutuhan sembilan bahan pokok (Sembako) ke Kecamatan Krayan Tengah dan Kecamatan Krayan Selatan, Nunukan, Kalimantan Utara, untuk sementara waktu terhenti pasca jatuhnya pesawat Pilatus Smart Air PK-SNE di Hutan Binuang, Krayan, pada Jumat (8/3/2024) lalu.
‘’Sudah sepekan penerbangan SOA (Subsidi Ongkos Angkut) untuk Krayan Tengah dan Krayan Selatan off,’’ ujar Kabid Perdagangan, pada Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP), Nunukan, Dior Frames, pada Jumat (15/3/2024).
Dia menyebut, peristiwa naas yang mengakibatkan seorang awak pesawat meninggal dunia tersebut, berpengaruh pada ketersediaan sembako untuk masyarakat setempat.
Beruntungnya, aktivitas perdagangan lintas batas Krayan – Malaysia, dapat menekan tidak terjadinya penaikan harga sembako.
‘’Kalau barang SOA APBN, harganya ada SK dari masing masing Kecamatan. Berbeda dengan barang perdagangan lintas batas. Jadi bukan kenaikan harga jatuhnya, karena harga yang berlaku saat ini, memang harga perdagangan lintas batas itu,’’ sebutnya.
‘’Warga disana itu yang penting stok tersedia. Jadi jangan dibandingkan berapa berapa harganya, karena tentu berbeda antara subsidi dan mekanisme perdagangan di perbatasan,’’ tambahnya.
Dior melanjutkan, distribusi sembako di Kecamatan Krayan Induk, Krayan Tengah, dan Krayan Selatan, tidak mengalami kendala.
Sebab, untuk melayani SOA APBN bagi tiga kecamatan dimaksud, menggunakan armada dari maskapai berbeda yang mengalami musibah baru baru ini.
Sebagaimana dijelaskan Dior, Kabupaten Nunukan menerima SOA APBN yang disebut dengan Program Jembara (Jembatan Udara), dengan jatah 3 kali flight dalam sepekan, untuk rute Tarakan – Krayan.
Untuk Krayan Tengah dan Selatan, SOA APBN dialokasikan maksimal 700 Kg sekali penerbangan, sementara 3 kecamatan lain, sekitar 1,2 ton.
‘’Merujuk data SOA APBN 2024, alokasi anggaran untuk Kaltara itu sekitar Rp 54 miliar. Untuk wilayah Krayan, mendapat 3 kali flight dalam seminggu. Kalau lainnya kurang tahu, karena itu kan alokasi Kaltara, ada Malinau, Long Apung juga,’’ jelasnya.
Selain SOA APBN, Kabupaten Nunukan, juga memberikan alokasi SOA dari APBD bagi masyarakat Krayan, setiap tahun.
Akan tetapi, realisasi SOA APBD, biasanya direalisasikan pada triwulan ketiga, untuk mengatasi ketersediaan stok sembako pada Agustus, Natal dan Tahun Baru (Nataru).
‘’Untuk SOA APBD Nunukan, biasanya 3 flight untuk 5 kecamatan di Krayan, jadi total 15 kali flight. Untuk saat ini SOA APBD 2024 belum jalan,’’ kata Dior.
Saat ini, Kabupaten Nunukan masih menunggu lanjutan SOA APBN untuk Krayan, khususnya Krayan Tengah dan Krayan Selatan.
‘’Mungkin maskapai masih mempersiapkan armada dan pilot yang baru. Kita masih menunggu, semoga segera berjalan normal kembali,’’ harap Dior. (Dzulviqor)
