NUNUKAN – Niat hati ingin mengambil keuntungan atas keakrabannya dengan UK, gadis belia 19 tahun yang merupakan tetangganya, usaha IR (28), laki-laki warga Sei Apuk Desa Binusan Kabupaten Nunukan, gagal karena ulahnya nyaris ketahuan Bibi si gadis.
Kapolsek Nunukan Kota, IPTU. Ridwan Supangat mengatakan, UK memang memiliki perawakan yang cukup lumayan di usia 19 tahun ini.
Namun, UK mengalami keterbatasan kurang daya ingat dan mengidap penyakit ayan / epilepsi.
Seandainya ia tidak memiliki kekurangan sebagaimana disebutkan, tentu akan banyak yang menyukainya.
Pesona itulah yang mungkin membuat IR tergoda, padahal ia sudah beristri dan memiliki anak dari pernikahannya.
‘’Niat jahatnya batal karena keburu Bibinya datang, mungkin ada firasat atau entah bagaimana, Bibi terduga korban tiba-tiba ingin pulang. Sampai di rumah, dia curiga karena hampir 20 menit pintu dikunci dari dalam dan tidak dibuka buka,’’ ujarnya, Selasa (28/9/2021).
Kronologi Kejadian
Dijelaskan, peristiwa dilaporkan Minggu 26 September 2021 sore. Dalam pemeriksaan penyidik, ada niatan IR untuk melakukan penodaan terhadap kesucian si gadis.
‘’Ia sudah mengunci pintu rumah yang kebetulan saat itu hanya ada UK sendirian. Kebetulan keduanya saling kenal juga karena bertetangga,’’ katanya.
Selama ini, UK tinggal di rumah bibinya yang bekerja sebagai penjual kuliner di RSUD Nunukan.
Curiga terjadi sesuatu pada keponakannya, sang Bibi lalu melaporkan IR ke Polisi dengan dugaan pencabulan.
Sayangnya, pada saat visum dilakukan Minggu sore, penyakit epilepsi UK mendadak kambuh, sehingga pemeriksaan harus ditangguhkan.
Pada keesokan harinya, atau Senin 27 September 2021, visum baru dilakukan, hasilnya dokter menyatakan organ intim UK masih utuh.
‘’Siapa yang tidak curiga, pintu dikunci dari dalam tidak dibuka buka hampir 20 menit lamanya. Yang pasti, belum sampai terjadi niatan jahat itu, tapi karena hasil visumnya menyatakan masih virgin, malah timbul masalah baru, terduga pelaku menuntut nama baiknya dikembalikan,’’ kata Supangat.
Polisi lalu mencoba melakukan mediasi terhadap kedua keluarga yang berselisih.
Akhirnya, kedua keluarga sepakat berdamai dan tidak memperpanjang masalah.
‘’Sudah kami minta buat pernyataan. Kedua belah pihak bersedia damai. Setelah itu, kami persilahkan pulang,’’ kata Supangat. (Dzulviqor)
