NUNUKAN – Manager Perusahan Listrik Negara, Unit Layanan Pelanggan (PLN ULP) Nunukan, Kristiadi menyatakan kondisi kelistrikan di Nunukan saat ini dalam keadaan kritis.
Hal itu disampaikan kepada sejumlah anggota DPRD Nunukan, antara lain Andre Pratama, Inah Anggraeni dan Andi Krislina yang mempertanyakan seringnya pemadaman terjadi belakangan ini.
‘’Mepet sekali daya listrik kita, padahal seharusnya ada cadangan daya yang cukup,’’ ujarnya, Sabtu (8/4/2023).
Kristiadi menyebut, dari sejumlah pembangkit yang ada, PLN Nunukan memiliki daya mampu sebesar 15 MW.
Ketersediaan listrik tersebut, berasal dari 9 MW dari PLTD Nunukan, 3 MW dari PLTMG Sebaung, dan 3 MW dari PLTD di Pulau Sebatik.
Kondisi tersebut harus dimaksimalkan melayani beban puncak sebesar 14 MW.
‘’Jadi memang kondisi listrik Nunukan sangat kritis, jika melihat keadaan seperti sekarang,’’ kata Kristiadi.
Dia menegaskan, daya 15 MW yang dihasilkan hanya diperoleh ketika semua mesin beroperasi normal.
Oleh karenanya, jika terjadi trouble jaringan atau ada gangguan alam, seperti adanya tupai, monyet, maupun pohon tumbang yang roboh di kabel listrik, maka yang terjadi, pasti pemadaman bergilir.
Kondisi ini, belum mempertimbangkan adanya sambungan untuk pelanggan baru, maupun investor yang masuk ke Nunukan. Tentu PLN tidak bisa melarang kedua hal tersebut.
Lanjut Kristiadi, pihaknya telah berkoordinasi dengan Bupati Nunukan, Asmin Laura Hafid, agar bermohon ke Kanwil untuk permintaan penambahan mesin pembangkit.
‘’Kita sudah menghadap Ibu (Bupati), dan menjelaskan kondisi ini. Kita juga sarankan agar ada surat permohonan ke Kanwil PLN untuk mesin pembangkit tambahan,’’ imbuhnya.
Sebagai upaya PLN terus menjaga daya mampu tersebut, tekhnisi menghindari perawatan mesin kecuali yang bersifat darurat.
PLN juga tidak mengabulkan permintaan pemasangan jaringan baru di lokasi dengan kondisi travo drop atau pun overload.
Dan untuk permintaan pemasangan baru di lokasi tersebut, PLN meminta calon pelanggan bersabar, sampai ada pergantian travo pembangkit baru.
Sementara untuk jaminan keamanan listrik di Hari Raya, Kristiadi mengatakan, biasanya beban puncak lebih rendah, atau turun dibanding hari hari biasa.
Banyak warga Nunukan yang pulang kampung, sehingga daya mampu yang tercatat biasa turun sampai 12 MW saja.
‘’Kalau hari raya, kondisi listrik lebih terjamin, kecuali ada gangguan jaringan atau akibat alam. Kita terus mencari cara bagaimana mengamankan mesin. Mohon maaf kalau sering terjadi pemadaman. Tapi begitulah gambaran kondisi yang terjadi saat ini,’’ kata Kristiadi. (Dzulviqor)