Connect with us

Hi, what are you looking for?

Sosial

Keikhlasan Musakkir Merawat Lansia Terlantar

NUNUKAN – Merawat seorang lansia yang terbaring sakit merupakan salah satu perbuatan mulia, terlebih sosok lansia tersebut tidak memiliki hubungan kekerabatan ataupun keluarga.

Seperti yang dilakukan oleh H. Musakkir (48) terhadap Hasan Bin Said (60) salah seorang lansia yang terlantar dan mengidap penyakit gangguan paru-paru.

Musakkir menemukan Hasan di rumah kebun saat dirinya hendak menanam buah nanas di kebun miliknya.

‘’Sekitar tujuh bulan lalu saya bawa dia (Hasan), waktu itu saya mau menanam nanas tapi mendengar suara orang kesakitan di rumah kebun. Saya datangi ternyata kakek tua dan sebatang kara,’’ tutur Musakkir, Sabtu (22/05).

Rintihan kesakitan membuat kemanusiaannya tergerak, sekuat tenaga ia memanggul si kakek dan membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan.

Dokter mendiagnosa Hasan mengidap penyakit TBC menahun, dan sulit ditangani karena telah berusia senja.

Musakkir pun memutuskan untuk membawa dan merawat Hasan di rumah miliknya yang berada di sekitar kandang ayam di jalan Cut Nyak Dien, Kelurahan Nunukan Tengah.

‘’Saya membayangkan bagaimana jika orang itu saya. Sudah demikian tua, terlantar pula. Biarlah saya hidup susah di dunia dengan berbuat sedikit kebaikan. Harapan saya nanti hidup senang di akhirat,’’ katanya.

Sebagai seorang yang berpenghasilan hanya dengan menjual lemang keadaan ekonomi Musakkir memang sangat minim, namum dia memperlakukan Hasan dengan sangat telaten dan penuh keikhlasan.

Dari membayar biaya pengobatan, memandikan si kakek, menyuapi makanan, menggantikan popok hingga membersihkan kotoran dilakukan Musakkir tanpa mengeluh sedikitpun.

Kata-kata kasar dan menyakitkan sering dialami Musakkir. Tetangga yang datang sering mencibir dan mencemoohnya.

Mereka menuding Musakkir kurang kerjaan karena mau hidup susah demi menghidupi orang yang tak dikenalnya.

Baca Juga:  Sebanyak 7 Mesin PLN Nunukan Rusak, Picu Pemadaman Bergilir

‘’Tidak sedikit orang meminta agar membuang saja si kakek karena hanya menyusahkan. Saya katakan ke mereka, setiap hari kumpulan anjing liar masuk rumah saya saja tidak pernah saya usir. Kenapa manusia jompo dan terlantar harus saya usir?,’’ katanya emosional.

Musakkir tidak membantah ia bukan orang kaya. Anak semata wayangnya hanya bekerja sebagai buruh bangunan, sementara istrinya menjadi TKW di Malaysia.

Namun sebagai manusia, kata dia, haruslah memiliki hati nurani. Ia memiliki keyakinan bahwa hanya hati nurani yang menjadikan orang disebut sebagai manusia.

‘’Tanpa nurani yang menggerakkan akal budi, masih layakkah kita disebut manusia? bukan kekayaan harta, tapi sedikit empati dan manusiawi, hanya itu yang saya punya. Biar saya susah, apa yang saya makan, itu juga dimakan kakek yang saya kasih tinggal di rumahku,’’ tegasnya.

Ia juga mengakui bahwa dirinya sama sekali tidak mengenal si kakek. Entah apa latar belakang kakek yang ditampungnya.

Semua yang dia lakukan semata karena kemanusiaan dan memanusiakan manusia.

Sempat putus ada dan berniat nekat datangi Bupati

Musakkir telah melaporkan adanya orang terlantar yang ia tampung di rumahnya ke Pemerintah Daerah Nunukan.

Dia berharap bisa mengantarkan Hasan pulang kampung untuk menuntaskan tanggung hawab moralnya.

Namun penjelasan dari Dinas Sosial, pemerintah tidak menganggarkan pemulangan bagi orang terlantar.

‘’Mereka bilang tidak ada anggaran untuk itu. Jadi saya sudah bingung harus bagaimana? saya takut kakek Hasan meninggal di rumah saya. Sempat saya berfikir nekat untuk datang ke rumah Bupati untuk minta ongkos dan membawanya ke keluarganya,’’ kata Musakkir.

Ia bahkan berniat menjual motor satu satunya demi biaya kepulangan si kakek.

Baca Juga:  Semakin Keren, Penambang Pasir Ilegal di Sebatik Kini Menggunakan Ekskavator
Biaya kepulangan ditanggung Baznas Nunukan

Sekretaris Dinas Sosial Nunukan, Yaksi Belaning Pratiwi, tidak membantah jika pemerintah Kabupaten Nunukan tidak mengalokasikan anggaran untuk pemulangan dan pengurusan orang terlantar.

Namun Dinas Sosial sudah meneruskan permohonan Musakkir ke Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Nunukan untuk mengakomodir permintaan tersebut.

‘’Kami sudah bermohon ke Baznas untuk biaya pemulangan kakek yang terlantar dan ditampung pak Musakkir. Memang benar Dinas Sosial tidak memiliki anggaran untuk orang terlantar tahun ini. Jadi jalannya kami bersinergi dengan Baznas,’’ jawabnya.

Terpisah, Kepala Kantor Baznas Nunukan Zahri Fadli juga mengakui mendapat permohonan bantuan dari Pemkab Nunukan untuk pemulangan kakek Hasan Bin Said.

Surat tersebut baru diterima Jumat (21/5/2021) dan sudah ditindak lanjuti. Diagendakan hari Senin (24/5/2021), Baznas akan mengantarkan bantuan tersebut.

‘’Kebetulan bagian yang menangani itu masih bertugas di luar pulau. Jadi InsyaAllah Senin besok kami realisasikan. Anggarannya hampir Rp5 juta, dengan rincian biaya kepulangan termasuk dua orang pendamping,’’ jawabnya. (Dzulviqor)

Loading

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Lainnya

Nunukan

NUNUKAN – Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Nunukan, merilis hasil investigasi kasus hilangnya uang nasabah bernama Betris, senilai kurang lebih Rp. 384 juta, Selasa,...

Olahraga

NUNUKAN – Sabri, salah satu Atlet panjat tebing asal Nunukan, yang pernah meraih medali emas (perorangan) pada PON XVII 2012 di Riau, Perunggu (perorangan)...

Nunukan

NUNUKAN – Bank Rakyat Indonesia (BRI) menggelar senam sehat, bertajuk ‘Bilang aja gak terhadap kejahatan perbankan’, di halaman Kantor Cabang BRI, Jalan TVRI, Nunukan...

Hukum

Menanggapi keterlibatan dua angotanya, Syaiful menegaskan, tidak ada toleransi bagi anggotanya yang terlibat penyalahgunaan narkoba.