Connect with us

Hi, what are you looking for?

Sosial

Kasus Buaya Nunukan Mengganas dan Kerap Menimbulkan Korban, BKSDA Usulkan Tempat Transit Buaya

NUNUKAN – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) bersama Pemkab Nunukan, tengah fokus membahas sejumlah langkah untuk menanggulangi tingginya kasus serangan buaya yang terjadi belakangan ini.

Salah satu solusi yang dibahas adalah ketersediaan tempat transit sementara sebelum hewan predator air tersebut dikirim ke tempat penangkaran di Kota Tarakan.

‘’Harus disiapkan tempat transit, sejenis penangkaran kecil, sampai ada jadwal pengangkutan untuk dipindah ke penangkaran buaya di Kota Tarakan,’’ ujar Kepala BKSDA Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Berau, Kalimantan Timur, Dheny Mardiono, Rabu (3/8/) kemarin.

Kata Dheny, tempat yang dibutuhkan cukup dengan bak semen berukuran 4 x 8 meter, yang sekiranya layak menjadi lokasi tinggal buaya sementara waktu.

‘’Jadi buaya yang dievakuasi Petugas Damkar, atau ditangkap masyarakat ditempatkan di tempat transit itu. toh waktunya tidak lama, dan akan kita pindahkan ke penangkaran di Tarakan,’’ lanjutnya.

Selain itu, sosialisasi dengan memasang plang peringatan di titik-titik yang menjadi habitat buaya, juga penting dilakukan.

BKSDA juga merekomendasikan untuk penetapan satwa buru. Habitat buaya akan diinventarisasi, dipetakan oleh Badan Riset, sehingga populasi lebih terkontrol.

‘’Pemkab Nunukan bersama BKSDA akan bersurat untuk upaya penetapan satwa buru, manakala persyaratan terpenuhi. Misalnya, populasi meningkat. Kita akan mencoba ke arah sana,’’ tegasnya.

Sementara itu, meningkatnya kasus korban meninggal dunia yang membuat masyarakat harus memburu dan membunuh buaya, menjadi hal yang dilematis.

Sebab, disatu sisi buaya merupakan satwa yang dilindungi, namun disisi lain, keluarga korban butuh jasadnya untuk dimakamkan secara layak.

Yang perlu menjadi catatan, buaya akan menunjukkan perubahan perilaku atau mengganas ketika memasuki musim kawin, biasanya terjadi pada bulan Juni dan Juli.

Kemungkinan lain, buaya yang tadinya mendiami perairan dengan populasi mangsa mudah, kini terpaksa mencari perairan lain yang biasanya terdapat banyak udang dan ikan.

Baca Juga:  llegal dan Tak Layak Konsumsi, Sebanyak 700 Kg Ikan Impor Dimusnahkan BKIPM Nunukan

‘’Biasanya lokasi tersebut, menjadi lokasi favorit nelayan mencari ikan. Dan akhirnya terjadi rumus rantai makanan itu. Faktor perburuan babi hutan dan payau/rusa, mengurangi populasi mangsa. Dan mengakibatkan pindahnya buaya serta memicu perubahan perilaku itu,’’ jelasnya. (Dzulviqor)

Loading

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Lainnya

Nunukan

NUNUKAN – Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Nunukan, merilis hasil investigasi kasus hilangnya uang nasabah bernama Betris, senilai kurang lebih Rp. 384 juta, Selasa,...

Olahraga

NUNUKAN – Sabri, salah satu Atlet panjat tebing asal Nunukan, yang pernah meraih medali emas (perorangan) pada PON XVII 2012 di Riau, Perunggu (perorangan)...

Nunukan

NUNUKAN – Bank Rakyat Indonesia (BRI) menggelar senam sehat, bertajuk ‘Bilang aja gak terhadap kejahatan perbankan’, di halaman Kantor Cabang BRI, Jalan TVRI, Nunukan...

Hukum

Menanggapi keterlibatan dua angotanya, Syaiful menegaskan, tidak ada toleransi bagi anggotanya yang terlibat penyalahgunaan narkoba.