Connect with us

Hi, what are you looking for?

Sosial

Kakak Beradik Usia 7 dan 9 Tahun Korban Broken Home di Nunukan Tidak Sekolah, Hanya Bantu Ibunya Bekerja Sebagai Buruh Ikat Bibit Rumput Laut

NUNUKAN – Dua bocah perempuan bernama Aura (7) dan Aula (9), di Nunukan, Kalimantan Utara, tidak bersekolah akibat nihilnya kepemilikan dokumen.

Kedua kakak beradik ini, hanya tinggal dengan ibunya Ratna (35), serta adik laki lakinya yang masih berusia 4 tahun, di sebuah rumah petak kayu, di Jalan Pangkalan Haji Muhtar, Nunukan Timur, yang mereka sewa dengan biaya Rp 300.000 per bulan.

Keluarga ini, ditemukan sejumlah relawan Wahana Pendidikan Perbatasan (WPP), yang kebetulan sedang berencana membuka kelas di lokasi tersebut.

‘’Ibunya sudah tidak sama-sama bapaknya lagi, sudah bercerai dan tinggal berjauhan. Ayahnya tinggal di Samarinda,’’ ujar Pembina WPP, Eka Berlin, menuturkan kondisi keluarga ini, Jumat (16/6/2023).

Kata Berlin, baik Aura dan Aula, sangat ingin mengenyam pendidikan layaknya anak sebayanya. Mereka berharap bisa bermain dan memiliki banyak teman.

Tidak melulu hanya tinggal di rumah, dan sebatas membantu ibunya mengikat benih rumput laut demi membuat dapur mereka tetap ngebul.

‘’Akibat perceraian itu, seluruh dokumen kependudukan, baik KTP si Ibu, akta lahir maupun KK, semua ada di Samarinda, dan dalam penguasaan mantan suaminya,’’ imbuhnya.

Lanjut Berlin, ibu mereka merupakan wanita kelahiran Malaysia.

Asal usul dan perjalanan rumah tangganya, menjadikan statusnya sering dihadapkan pada persoalan dokumen.

Sebagai contoh, adalah yang terjadi saat ini, dimana kedua anaknya belum sekolah, yang semestinya sudah duduk di bangku SD kelas 2 dan kelas 4.

Selain itu, kegagalan rumah tangganya, membuatnya enggan kembali berhubungan dengan mantan suaminya.

‘’Keseharian mereka ya membantu ibunya bekerja. Berangkat pagi, pulang sore. Dan biasanya dalam sehari mendapat upah Rp. 70.000 sampai Rp. 80.000,’’ kata Berlin.

Menurut Berlin, kedua kakak beradik tersebut, merupakan anak yang lincah, aktif dan cekatan.

Baca Juga:  Tak Berhenti Mencuri Meski Telah Direhabilitasi, Warga Soroti Kinerja Petugas dan Dinsos Nunukan Dalam Menangani Osas

Sangat disayangkan kalau mereka tidak bersekolah dan tidak menikmati masa kanak-kanak sebagaimana normalnya anak pada umumnya.

Keluarga ini, sudah tinggal di Nunukan selama 3 tahun. Selama itu pula, mereka sering pindah rumah kontrakan, akibat kendala dokumen dan keterbatasan ekonomi.

‘’WPP akan membantu menguruskan dokumen, membelikan perlengkapan sekolah, dan akan mendaftarkannya sekolah. Kita ajari juga mereka di rumah untuk persiapan agar materi pelajarannya tidak terlalu tertinggal jauh,’’ kata dia. (Dzulviqor)

Loading

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Lainnya

Nunukan

NUNUKAN – Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Nunukan, merilis hasil investigasi kasus hilangnya uang nasabah bernama Betris, senilai kurang lebih Rp. 384 juta, Selasa,...

Olahraga

NUNUKAN – Sabri, salah satu Atlet panjat tebing asal Nunukan, yang pernah meraih medali emas (perorangan) pada PON XVII 2012 di Riau, Perunggu (perorangan)...

Hukum

Menanggapi keterlibatan dua angotanya, Syaiful menegaskan, tidak ada toleransi bagi anggotanya yang terlibat penyalahgunaan narkoba.

Nunukan

NUNUKAN – Bank Rakyat Indonesia (BRI) menggelar senam sehat, bertajuk ‘Bilang aja gak terhadap kejahatan perbankan’, di halaman Kantor Cabang BRI, Jalan TVRI, Nunukan...