NUNUKAN – Jalan Lingkar di dataran tinggi Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, semakin rusak seiring musim penghujan yang mengguyur perbatasan RI – Malaysia ini, mulai awal Agustus 2023.
Rusaknya akses jalan yang menghubungkan Krayan Selatan ke wilayah sekitar, kini mengancam distribusi kebutuhan pokok termasuk bahan bakar minyak (BBM) yang menopang tenaga listrik.
‘’Minggu ini Krayan Selatan akan gelap gelapan. Akses jalan satu satunya rusak parah, dan tidak bisa dilewati karena musim hujan masih terus terjadi,’’ ujar Camat Krayan Selatan, Oktafianus Ramli, Sabtu (2/9/2023).
Oktiafianus mengatakan, ketika memasuki musim penghujan, jalan asset Provinsi Kaltara tersebut sangat sulit diakses.
Sampai hari ini, banyak mobil tertanam di tengah jalanan berlumpur. Sepeda motor tidak bisa lewat, yang kemudian berakibat pada terhentinya pasokan bahan pangan, BBM dan mobilisasi orang.
‘’Dengan risiko mobil tenggelam dalam lumpur dan rusak, supir juga sangat jarang mau masuk ke Krayan Selatan. Jalan yang seharusnya bisa ditempuh 1 jam 20 menit di waktu normal, kini sampai 12 jam bahkan dua hari. Mobil pasti tertanam dan butuh banyak tenaga manusia untuk mengeluarkannya dari jebakan lumpur. Kalau sudah begitu, tentunya harus menginap di hutan,’’ jelasnya.
Lanjut dia, kerusakan jalan juga telah berdampak pada naiknya harga bahan pokok. Kenaikan berkisar 30 persen dari harga normal.
Contohnya gula pasir, yang sebelumnya dibanderol Rp. 21.000/Kg, kini menjadi lebih Rp 30.000.
Harga BBM eceran, bahkan mencapai Rp 50.000/liter. Dan persoalan ini, berimbas pada ongkos angkut kendaraan.
Jika dalam kondisi normal, masyarakat membayar Rp 2,5 juta, dari Krayan Induk, menuju Krayan Selatan, saat ini naik mencapai Rp. 5 sampai Rp. 7 juta rupiah.
‘’Tapi pasokan itu berhenti karena akses jalan yang rusak berat. Termasuk barang barang SOA (Subsidi Ongkos Angkut) yang diturunkan pesawat di Krayan Induk. Barangnya tidak bisa dilansir ke Krayan Selatan,’’i mbuhnya.
Imbas lain, adalah ketersediaan suplai BBM untuk mesin PLTD PLN.
‘’Stok BBM untuk mesin PLN infonya sudah habis, jadi mulai besok Krayan Selatan akan gelap-gelapan,’’ ulang Oktafianus.
Menurut dia, ada dua jalan yang perlu menjadi perhatian pemerintah daerah maupun Pemerintah Pusat.
Yang pertama adalah jalan darat yang menghubungkan Malinau – Krayan yang merupakan domain pemerintah pusat dengan panjang kurang lebih 203 Km.
Dan akses satu satunya yang menghubungkan Kecamatan Krayan Selatan dengan sejumlah wilayah Krayan lain. Yaitu Jalan Lingkar Krayan, yang merupakan domain Pemprov Kaltara, dengan panjang sekitar 80 km lebih.
‘’Kami berharap, kondisi Krayan Selatan, menjadi sebuah program prioritas dalam pembangunan pelosok negeri. Dan harapan ini, akan segera disampaikan para Camat, Tetua Adat, dan Kepala Adat Krayan, pada rapat dengar pendapat di DPRD Nunukan pada 5 September 2023 nanti,’’ kata Oktafianus. (Dzulviqor)