NUNUKAN – Penyidik Kantor Imigrasi Kelas II Nunukan, belum menemukan bukti otentik dugaan aksi spionase oleh tiga WNA yang diamankan Satgas Marinir Ambalat XXVIII di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan.
Kepala Seksi Intel dan Pengawasan Keimirasian (Kasinteldakim) Imigrasi Nunukan, Reza Pahlevy, mengatakan, saat ini penyidik baru mendalami bukti berupa dokumentasi sejumlah obyek vital militer yang berada di galeri handphone WNA dimaksud.
‘’Sehingga terlalu dini membuat kesimpulan jika mereka melakukan operasi intelijen, kemungkinannya sangat kecil,’’ ujar Reza, Kamis (28/7).
Reza menjelaskan, penyidik telah memetakan data diri dan identitas mereka, termasuk mengkonfirmasi pengakuan WNA yang bekerja di kantor BUMN milik Perusahaan China Railway Construction Bridge Engineering Bureau Group South Asia Sdn Bhd yang berkantor pusat di Tienjing China.
Sementara, terkait pengambilan gambar sejumlah obyek, ada beberapa jawaban yang cukup masuk akal dari para WNA.
Misalnya, mengapa mengambil foto barble dengan posisi landscape dan mengarah ke radar TNI AL.
‘’Jawabannya, barble ada di posisi bawah, dan ada angle menarik di dekatnya, berupa bunga yang tumbuh di pot dari ban bekas. Hal unik itu yang ingin diabadikannya. Tidak ada tujuan memotret radar,’’ kata Reza.
Dia menambahkan, WNA tersebut mengaku tertarik melihat barble yang terbuat dari semen, karena biasanya, mereka hanya tahu yang berbahan besi.
Selain itu, bangunan Indonesia semua memiliki ciri khas yang sama, dengan atap bentuk segitiga, dimana di Negara China, sangat jarang bangunan dengan ciri khas tersebut.
‘’Secara logika, masuk akal saja penjelasan mereka. Tapi pemeriksaan masih terus dilakukan,’’ tegasnya. (Dzulviqor)
