,NUNUKAN – Kendati sudah memiliki dua unit mesin Polymerase Chain Reaction (PCR), Pemerintah Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara malah belum bisa mengoperasikan mesin tersebut.
‘’Kita belum memiliki ruangan standar yang sesuai dengan persyaratan, sehingga pengoperasian mesin PCR menunggu ketersediaan ruang tersebut’’ ujar Juru Bicara Satgas Covid-19 Nunukan, Aris Suyono, Senin (12/4/2021).
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Nunukan tengah melakukan renovasi gedung di RSUD Nunukan untuk kebutuhan laboratorium PCR.
Gedung tersebut akan direhab sesuai dengan persyaratan, antara lain bertekanan negatif dengan bio safety level 2 dan klasifikasi ukuran tertentu.
Aris menegaskan, para dokter di RSUD Nunukan sudah siap mengoperasikan mesin tersebut.
‘’Laboratoriumnya kan harus standar nasional, alasan lain kita belum memiliki kulkas dengan suhu minus 20 derajat untuk penyimpanan reagen. Kalau itu semua siap, baru kita operasikan’’ lanjutnya.
Bantuan BNPB untuk mempercepat hasil diagnosa
Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan mendapatkan bantuan dua unit mesin PCR dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Bantuan tersebut disampaikan langsung oleh kepala BNPB, Doni Monardo, saat mengunjungi Kabupaten Nunukan 20/03 lalu.
Doni mengaku prihatin dengan kondisi perbatasan RI – Malaysia yang belum memiliki mesin PCR untuk mendeteksi penyebaran virus corona di Nunukan.
Apalagi sebagai wilayah perbatasan yang menerima deportan dari Malaysia dan tidak mengantongi surat keterangan negatif Covid-19.
Akibat dari belum beroperasinya mesin PCR tersebut, tim medis satgas Covid-19 Nunukan masih mengirimkan sampel tes usap (swab) ke RSUD Kota Tarakan atau ke Balai Besar Laboratorium dan Kesehatan (BBLK) Surabaya. (Dzulviqor)