NUNUKAN – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, (BMKG) Nunukan, Kalimantan Utara, menyatakan kabut asap yang terlihat di Nunukan sepekan terakhir, belum berdampak pada transportasi darat, laut dan udara.
Kepala Kantor BMKG Nunukan, Wiliam Sinaga, menuturkan, kabut asap yang menyelinuti Pulau Sebatik dan Nunukan, diduga berasal dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
‘’Memang ada kabut asap kiriman, diduga akibat adanya Kebakaran Lahan dan Hutan (Karhutla) di Kaltim, Kalteng dan Kalsel,’’ ujar Wiliam, Rabu (4/10/2023) kemarin.
Data BMKG Nunukan mencatat, terjadi pengurangan jarak pandang sekitar dua himgga tiga kilometer, akibat kabut asap.
Wiliam menjelaskan, jarak pandang di waktu normal mencapai sekitar delapan kilometer, saat ini hanya berkisar lima atau enam kilometer.
‘’Dan masih belum mempengaruhi kelancaran transportasi, laut, darat, maupun udara,’’ tegasnya.
Untuk meminimalisir kepekatan kabut asap, BMKG Nunukan mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan membakar.
Pemantauan anomali cuaca akan terus dilakukan, dan disampaikan kepada masyarakat.
‘’Kita terus pantau, dan belum tahu bagaimana perkembangannya nanti. Setiap kondisi cuaca kita umumkan kepada masyarakat sebagai informasi dan peringatan ketika ada perubahan ekstrim yang butuh perhatian bersama,’’ tegasnya. (Dzulviqor)
