NUNUKAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, mengimbau warga di Kabupaten Nunukan mewaspadai ancaman buaya dan ular saat terjadi banjir.
Berdasarkan analisis yang dilakukan BPBD Nunukan, ketika banjir buaya yang biasa bermukim di sungai kerap memasuki pemukiman warga.
“Belum lagi banyaknya ular hitam yang keluar dari hutan akibat banjir,’’ ujar Kasi Kedaruratan dan Kesiapan Logistik, BPBD Nunukan, Hasan, pada Jumat (19/11/2021), kemarin.
Menurut Hasan, saat air meluap predator air tersebut bisa leluasa masuk rumah panggung warga dan mengancam keselamatan mereka.
‘’Habitat mereka (buaya) kian berkembang, contohnya di bawah tower pemantau hujan di wilayah Mansalong malah sudah menjadi lokasi favorit buaya, ini juga menjadi warning bagi warga,’’ tegasnya.
Dia menyarankan warga melaporkan ke aparat pemerintah setempat jika menemukan ada buaya atau pun ular yang menghampiri pemukiman warga.
“Kalau banjir masih di pulau Nunukan, bisa menghubungi dinas pemadam, mereka biasa mengevakuasi ular dan buaya,” jelasnya.
Namun untuk warga yang berada di wilayah daratan Kalimantan, seperti di Kecamatan Sembakung dan sekitarnya penanganannya memang agak sulit dilakukan.
“Sejauh ini, belum ada laporan ke kami terkait hal itu, yang terpenting warga tetap hati-hati dan waspada dalam beraktivitas di luar rumah saat banjir,” tambah Hasan.
Sebagai informasi, Badan Meteorolgi Klimatologi dan Geofisika, menetapkan status siaga banjir pada 4 daerah di Kalimantan Utara, yakni, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Bulungan. (Dzulviqor)
