NUNUKAN – Intensitas hujan yang tinggi di Kecamatan Krayan sejak Senin 12 September 2022, mengakibatkan luapan air dari dua sungai yakni Sungai Pa’ra dan Sungai Pa’ra 2, dan membanjiri 5 desa di wilayah yang berbatasan darat langsung dengan Malaysia ini.
Kasubid Rehabilitas Rekontruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten (BPBD) Nunukan, Mulyadi, mengatakan, dari hasil tim kaji cepat BPBD yang dilakukan sejak 15 – 17 September 2022, kondisi tinggi muka air mencapai 4 meter, dengan muatan material seperti kayu, ranting, lumpur dan pasir. Banjir juga berakibat pendangkalan sungai.
‘’Dari hasil tim kaji cepat BPBD Nunukan, dampak yang ditimbulkan akibat bencana banjir tersebut, merusak lahan persawahan masyarakat dengan luas sekitar 30,36 hektar, dengan panjang sekitar 4466 meter,’’ ujarnya, Minggu (18/9).
Adapun lima desa terdampak adalah, desa Wa’Laya, desa Pa’ Matung, desa Liang Biadung, desa Cinglat, dan desa Pa’Padi.
Selain itu, BPBD Nunukan juga mencatat, imbas banjir mengakibatkan terputusnya saluran air bersih untuk 7 desa, masing masing, desa Long Matung, desa Long Rupan, desa Liang Biadung, desa Wa’Laya, desa Pa’Matung, desa Pa’Terutun, dan desa Pa’Putuk.
‘’Perkiraan kerugian berdasarkan kerusakan tanaman padi yang berakibat gagal panen adalah sebesar Rp. 848.099.482. Sementara perkiraan kerusakan terhadap pematang sawah yang rusak akibat banjir bandang adalah sebesar Rp. 446.600.000. Tidak di temukan korban jiwa, ataupun rumah yang terendam banjir,’’ jelas Mulyadi.
Mulyadi melanjutkan, terendamnya persawahan akibat banjir bandang, mengancam kebutuhan pangan masyarakat.
Biasanya, masyarakat Krayan, hanya melakukan penanaman padi sekali setahun. Sementara itu, padi adalah penghasilan utama warga Krayan.
’’Ketika usaha pertanian masyarakat terdampak bencana banjir dan terjadi gagal panen, maka secara langsung berdampak pada ekonomi masyarakat selama satu tahun,’’ katanya lagi.
Jika dalam beberapa hari ke depan curah hujan masih tinggi, BPBD memperkirakan bakal ada banjir susulan yang akan menambah kerusakan lahan pertanian masyarakat.
Sejauh ini, BPBD Nunukan sudah melakukan penanganan awal dengan membersihkan material kayu dan ranting yang terbawa banjir di areal persawahan dan sungai.
Aktivitas tersebut melibatkan seluruh masyarakat, bekerja sama dengan TNI dan Polri.
‘’Setelah melihat dan mengkaji kondisi banjir Krayan, BPBD Nunukan merekomendasikan penetapan status siaga darurat bencana alam dan atau status tanggap darurat bencana alam,’’ kata Mulyadi.