NUNUKAN, KN – Badan Pusat Statistik (BPS) menorehkan capaian manis bagi Kabupaten Nunukan. Pada Maret 2025, persentase penduduk miskin di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia berhasil turun ke angka 5,27%, menjadikannya rekor terendah dalam satu dekade terakhir. Penurunan signifikan ini didorong oleh berbagai intervensi pemerintah daerah yang terbukti efektif.
Kepala Kantor BPS Nunukan, Iskandar Ahmaddien, menjelaskan, jumlah penduduk miskin mencapai 11,81 ribu orang, turun 200 orang dari tahun sebelumnya. Angka ini juga turun 0,46 poin dibandingkan Maret 2024, dan m poin jika dibandingkan dua tahun lalu.
Analisis, Peran Kebijakan Pemerintah Daerah
Pemerintah berhasil menekan angka kemiskinan berkat berbagai kebijakan intervensi. “Pemerintah daerah memberikan bantuan kepada sektor pertanian dan menjalankan program Subsidi Ongkos Angkut (SOA),” ujar Iskandar. Kebijakan ini, ditambah kenaikan Upah Minimum Kabupaten (UMK) sebesar 6,5%, secara langsung meningkatkan daya beli masyarakat. Selain itu, kebijakan PLN yang memangkas tarif listrik sebesar 50% di awal 2025 turut meringankan beban ekonomi masyarakat.
Tantangan di Balik Capaian Manis
Di balik keberhasilan ini, BPS mencatat adanya tantangan baru. Garis Kemiskinan Nunukan per Maret 2025 mencapai Rp621.290 per kapita per bulan, naik dari tahun sebelumnya.
Meskipun demikian, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) justru meningkat. Indeks Kedalaman naik menjadi 1,26 dari 0,82, dengan Indeks Keparahan meningkat dari 0,23 menjadi 0,55. “Peningkatan indeks ini menunjukkan bahwa kelompok yang masih miskin kini semakin menjauh dari Garis Kemiskinan, dan kesenjangan pengeluaran di antara mereka semakin lebar,” jelas Iskandar. Oleh karena itu, program bantuan perlu lebih tepat sasaran untuk menjangkau kelompok miskin yang paling rentan.
Perjalanan Pembangunan Ekonomi Nunukan
Menurut Iskandar, Nunukan menghadapi banyak rintangan dalam menanggulangi kemiskinan. Persentase kemiskinan sempat melonjak dari 5,25% di 2016 menjadi 6,71% di 2018. Dampak pandemi COVID-19 juga menyebabkan kenaikan di tahun 2020 dan 2021, sebelum kembali menunjukkan tren penurunan sejak 2022.
”Secara umum, dalam sepuluh tahun terakhir, Kabupaten Nunukan berhasil menurunkan persentase penduduk miskin sebesar 3,42 poin,” kata Iskandar. Ia menegaskan, pemerintah harus terus menjaga capaian positif ini dengan perhatian khusus terhadap kelompok miskin kronis, penguatan akses layanan dasar, dan pemerataan pembangunan di wilayah pedalaman serta perbatasan. (Dzulviqor)
