NUNUKAN – Iwan Armain (48) orang tua dari bocah laki laki 10 tahun, warga Jalan Imam Bonjol, RT 013 RW 003, Selisun, Nunukan Selatan, tengah berjuang untuk pengobatan putranya.
Ia datang ke Kantor Dinas Sosial Nunukan, memohon bantuan agar keluarganya bisa menunggui pengobatan anaknya, yang saat ini dirawat di RS Wahidin Sudiro Husodo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, akibat diagnosa gagal ginjal.
‘’Kasus ini menjadi atensi kami di Dinas Sosial Nunukan. Anak pemohon mengalami gagal ginjal akibat terlalu sering mengkonsumsi minuman serbuk instan. Kasus ini sedang ramai di daerah Jawa, dan kita berharap, ada pengawasan orang tua terhadap makanan yang dikonsumsi anak,’’ ujar Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial, Parmedy, Selasa (3/9/2024).
Dari hasil wawancara dengan pemohon, putra keduanya kini sedang terbaring dan mendapat perawatan intensif.
Selama itu pula, keluarga bocah yang kurang mampu secara ekonomi tersebut, sudah berusaha semaksimal mungkin menemani pengobatan putranya.
Namun setelah 3 bulan berada di Makassar dan sang anak tak kunjung sembuh, ia pun berinisiatif meminta bantuan Dinas Sosial untuk difasilitasi tempat tinggal sementara.
‘’Di Makassar, orang tua si bocah menyewa rumah dengan biaya Rp 1,5 juta perbulan. Mereka berhemat untuk makan juga, dan karena sudah tak sanggup, si bapaknya datang ke Dinsos untuk meminta bantuan rumah tinggal, agar bisa terus menjaga anaknya,’’ kata Parmedy lagi.
Permohonan tersebut langsung ditindaklanjuti Dinsos Nunukan. Mereka berkoordinasi dengan Sentra Budi Luhur, agar diteruskan ke Sentra Wirajaya Makassar agar keluarga si bocah bisa ditampung sementara selama pengobatan si anak berlangsung.
‘’Kalau untuk biaya pengobatan, mereka sudah ada BPJS. Semoga dengan difasilitasi tinggal di Sentra Wirajaya, mereka bisa lebih fokus mengurus anaknya yang sakit,’’ harap Parmedy.
Parmedy kembali mewanti wanti para orang tua di Nunukan agar benar-benar selektif terhadap jajanan anak.
Boleh boleh saja meminum minuman serbuk instan sekali waktu, tapi tetap harus banyak minum air putih, agar tidak terjadi kasus gagal ginjal yang saat ini sedang ramai diberitakan.
‘’Memang namanya anak jajannya biasanya tidak berfikir efeknya. Tapi dengan pengawasan dan pemahaman orang tua, saya kira kalau demi kesehatan anak, agak keras sedikit mendidiknya tidak masalah,’’ kata Parmedy. (Dzulviqor)