Connect with us

Hi, what are you looking for?

Pendidikan

‘Kejar Pabettang’ Solusi Bagi Banyaknya Pelajar Nunukan yang Memilih Membantu Orang Tua Bekerja Ketimbang Sekolah

NUNUKAN – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Nunukan berinovasi untuk mengatasi minimnya minat belajar siswa yang memilih bekerja sebagai pengikat rumput daripada menimba ilmu di bangku sekolah.

Disdikbud membuka pembelajaran alam di sejumlah mes rumput laut di wilayah pesisir dengan mendatangkan tenaga pengajar ke pondok-pondok nelayan yang sering dijadikan tempat aktivitas petani rumput laut.

‘’Kita butuh sebuah inovasi dalam menanggulangi turunnya semangat pelajar-pelajar kita yang turun akibat pandemi COVID-19. Jangan sampai mereka berfikir meski sekolah tinggi, ujung-ujungnya juga mencari uang. Di pondok pondok rumput laut mereka sudah menghasilkan uang bersama orang tua. Mindset seperti ini yang harus segera kita antisipasi,’’ ujar Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdikbud Nunukan Widodo, Selasa (26/10/2021).

Upaya ini juga salah satu tindakan dalam mengatasi kebosanan belajar anak-anak Nunukan yang terlalu lama tidak bersekolah.

Setiap harinya, anak-anak usia SD dan SMP di perbatasan RI – Malaysia ini lebih banyak memenuhi mes rumput laut untuk mencari rupiah ketimbang menikmati masa kecil dan belajar di bangku sekolah.

Terlebih saat ini, harga rumput laut sedang stabil di kisaran Rp 12.000 per Kg. Para pengusaha rumput laut sangat membutuhkan tenaga untuk mengikat bibit maupun untuk memanen tanaman mereka.

Dinas Pendidikan lalu turun ke lapangan, melakukan survey dan pemetaan sebagai langkah antisipasi.

Dari wilayah pesisir di bagian Nunukan Selatan, ditemukan 4 sekolah, masing masing SD 03, SMP 04, SD 02 dan SMP 02 Nunukan Selatan memiliki kasus anak-anak pelajar yang memilih membantu orang tuanya bekerja mengikat rumput laut ketimbang bersekolah.

‘’Dari empat sekolah di Nunukan Selatan, kita temukan sekitar 501 pelajar yang agak malas sekolah dan memilih membantu orang tuanya mendapat uang. Dari survey kami, orang tua dan anak-anak tersebut, mampu menghasilkan Rp 100.000 sampai Rp 200.000 per hari,’’ imbuh Widodo.

Baca Juga:  Ongkos Menuju Sekolah Mencapai Rp. 7 Juta, Warga Perbatasan RI - Malaysia Inginkan Gedung Sekolah Baru

Fenomena inipun menjadi agenda yang dibahas khusus melibatkan sejumlah instansi, termasuk Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB).

Tercipta sebuah inovasi yang dinamakan ‘’Kejar Pabettang’’, yang merupakan kepanjangan dari Kelas Belajar di Pondok Pabettang. (Pabettang dalam bahasa setempat, memiliki arti mengikat bibit rumput laut).

‘’Kita ambil masa istirahat mereka, tepat setelah makan siang. Kami berikan pengajaran dengan cara mengejar kurikulum ataupun kelas inspirasi. Target kita adalah mengembalikan dulu semangat belajar para pelajar ini. Jangan sampai mereka sudah cinta uang di usia dini yang akhirnya berakibat jauh sampai pada los learning atau los generation,’’ jelas Widodo.

Inovasi Kejar Pabettang dikemas semenarik mungkin, mirip pembelajaran di alam terbuka.

Sejumlah orang-orang sukses dilibatkan untuk membuka wawasan anak-anak buruh rumput laut, akan betapa pentingnya pendidikan dalam membuka usaha.

Pejabat-pejabat teras Nunukan bakal menjadi motivator, Disdik juga menggandeng para relawan literasi untuk mengatasi persoalan ini.

Kejar Pabettang, memiliki tag line unik, yaitu ekonomi dapat, sekolah tetap. Dengan kata lain, sekolah bisa dilakukan di lokasi Pabettang tanpa suasana formal, dengan tujuan, ilmu tetap diraih, uang juga diperoleh.

‘’Kita mulai dari masyarakat pesisir di bagian Nunukan Selatan. Kita mulai berjalan dengan target sampai Desember 2021. Saat itu akan kita evaluasi dan bila memungkinkan akan meluas bahkan sampai di mes mes kelapa sawit. Kita tentu tidak ingin generasi emas di perbatasan lebih condong mencari uang ketimbang menyelesaikan wajib belajarnya,’’ tegas Widodo. (Dzulviqor)

Loading

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Lainnya

Nunukan

NUNUKAN – Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Nunukan, merilis hasil investigasi kasus hilangnya uang nasabah bernama Betris, senilai kurang lebih Rp. 384 juta, Selasa,...

Olahraga

NUNUKAN – Sabri, salah satu Atlet panjat tebing asal Nunukan, yang pernah meraih medali emas (perorangan) pada PON XVII 2012 di Riau, Perunggu (perorangan)...

Hukum

Menanggapi keterlibatan dua angotanya, Syaiful menegaskan, tidak ada toleransi bagi anggotanya yang terlibat penyalahgunaan narkoba.

Nunukan

NUNUKAN – Bank Rakyat Indonesia (BRI) menggelar senam sehat, bertajuk ‘Bilang aja gak terhadap kejahatan perbankan’, di halaman Kantor Cabang BRI, Jalan TVRI, Nunukan...