Laporan Reporter Olahraga STI FM (S Priyadi)
NUNUKAN, KN – Siapa bilang final kepagian? Laga perempat final Bupati Cup 2025 ini adalah jawabannya. Malam ini, Sabtu (16/8/2025) di Stadion Sei. Bilal Nunukan, Kalimantan Utara, dua tim bertabur bintang, Lanto FC dan MBM FC, saling berhadapan dalam pertarungan hidup mati yang memaksa penonton menahan napas hingga peluit akhir.
Babak Pertama Keindahan Komposer di Lini Tengah
Sejak wasit meniup peluit tanda dimulainya babak pertama, aroma kehati-hatian langsung tercium. Kedua tim terlihat enggan mengambil risiko, lebih memilih mengadu ketajaman komposisi di lini tengah.
Permainan taktis ini membuat tempo pertandingan berjalan lambat, namun tetap menyimpan potensi ledakan.
Pada menit ke-13, MBM FC memperoleh tendangan bebas. Namun, sepakan yang mereka lepaskan masih jauh dari sasaran dan hanya menghasilkan sepak pojok.
Tensi pertandingan meningkat pada menit ke-24. Miswar (7) melakukan pelanggaran keras terhadap Andra (19) dari Lanto FC, yang langsung membuatnya diganjar kartu kuning pertama.
Permainan berjalan alot, kedua tim kesulitan menemukan celah untuk memecah kebuntuan.
MBM FC kembali menerima kartu kuning kedua setelah Daniel (88) melakukan pelanggaran terhadap salah satu pemain belakang Lanto FC.
Hingga turun minum, skor tetap imbang 0-0.
Babak Kedua, Jual Beli Serangan Memanjakan Penonton
Memasuki babak kedua, MBM FC langsung mengambil inisiatif serangan. Mereka mencoba membangun skema dari sektor kanan pertahanan Lanto melalui Miswar (7), namun upaya itu menemui tembok kokoh.
Solidnya pertahanan Lanto, yang dikoordinasi oleh Carli (6)—seorang bek tangguh dan tenang dengan pengalaman tarkam yang matang—membuat serangan MBM FC selalu kandas.
Meskipun demikian, kedua tim menyajikan tontonan yang menarik. Permainan yang tak kenal lelah, kemampuan individu pemain yang memukau, dan skema penyerangan yang tidak monoton benar-benar memanjakan mata penonton.
Peluang emas kembali MBM FC dapatkan. Miswar mengirimkan umpan silang ke kotak penalti, yang disambut baik oleh Daniel (88).
Ia melepaskan tendangan keras, tapi bola hanya melewati tiang kanan gawang Alirman (24).
Peluang kembali datang di menit ke-60 melalui skema bola mati. Daniel mengoper bola dengan kepala ke M Fikri (25), yang langsung melesakkan tendangan keras, namun bola melambung tipis di atas mistar.
Hingga dua menit masa injury time, MBM FC terus memberikan tekanan, namun lagi-lagi gagal menembus pertahanan Lanto.
Skor 0-0 pun bertahan, memaksa kedua tim menjalani drama adu penalti.
Puncak Ketegangan di Babak Adu Penalti
Alhasil, lima algojo dari masing-masing tim mengemban tugas berat.
Di kubu MBM FC, dua penendang gagal menjalankan tugasnya: Miswar (7) sebagai penendang pertama, dan Syamsul Bahri (9) sebagai penendang ketiga.
Sebaliknya, Lanto FC hanya memiliki satu penendang yang gagal, yaitu Oyen (27), yang bertugas sebagai algojo keempat.
Penendang terakhir Lanto, Upik (5), berhasil menuntaskan tugasnya dengan sempurna. Kemenangan pun diraih Lanto FC dengan skor akhir 4-3.
Sang juara bertahan berhasil mempertahankan asa untuk kembali naik ke podium, sementara MBM FC harus merelakan mimpi mereka terkubur, tapi meninggalkan kesan mendalam atas perlawanan yang luar biasa.
