NUNUKAN,KN – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kalimantan Utara baru saja menggelar Seminar Kepemudaan.
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Lahir ke 52 KNPI.
Mengusung tema menggelitik, “Pemuda Masa Kini, Bisa Apa?”, acara yang dihelat pada Jumat, 19 Juli 2025, di Sayn Café ini jadi ajang pemuda Kaltara mengulik potensi dan tantangan zaman.
Wakil Bupati Nunukan, Hermanus, hadir membeberkan segudang isu strategis yang kini membalut Kalimantan Utara. Mulai dari riuhnya globalisasi, dinamika geopolitik, geliat demokrasi, hingga gelombang transformasi sosial di era Society 5.0.
Ia menitikberatkan bagaimana sinergi antara pemuda dan pemerintah jadi kunci penting menghadapi derasnya perubahan dunia.
“Jangan lupakan pula, terbukanya pintu pembangunan industri dan smelter di Kaltara hadir sebagai tantangan sekaligus peluang emas bagi generasi muda untuk unjuk gigi,” ujar Hermanus.
Tak kalah penting, Mursid, Kepala Bidang Pemuda Dispora Kaltara, menjelaskan gamblang bentuk dukungan Pemerintah Provinsi bagi para pemuda.
Ragam program ia uraikan, mulai dari pelatihan, seleksi pemuda berprestasi, penyuluhan, bantuan hibah, hingga penyediaan ruang-ruang diskusi.
Meski begitu, Mursid mengakui ada sejumlah hambatan di lapangan, baik dari sisi teknis maupun koordinasi.
“Ini tentu memerlukan komitmen bersama antara pemerintah dan pemuda untuk menyingkapnya,” kata Mursid yang juga menjadi salah satu narasumber.
Sementara itu, Niko Ruru, Ketua DPD KNPI Kalimantan Utara, membakar semangat para peserta.
Baginya, KNPI bukan sekadar organisasi.
Lebih dari itu, KNPI adalah kawah candradimuka untuk membentuk karakter, kepemimpinan, dan wadah kolaborasi antar pemuda.
Ia juga memaparkan visi KNPI ke depan yang akan lebih fokus mengajak pemuda terjun langsung dalam bidang sosial, ekonomi, dan politik.
“KNPI bertekad mendorong pemuda untuk terlibat aktif dalam kegiatan produktif dan inovatif, demi memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” kata Niko.
Singkat kata, seminar ini bukan hanya sekadar pertemuan biasa melainkan ruang perenungan sekaligus arena menyusun strategi.
Dengan pertanyaan “Pemuda Masa Kini, Bisa Apa?”, para peserta diajak tak hanya bertanya-tanya soal peran mereka, melainkan juga merumuskan langkah konkret untuk mengukir kemajuan bagi Kalimantan Utara, bahkan Indonesia. (Sarmila)
