NUNUKAN, KN — Gerhana bulan total kembali menyapa langit Indonesia setelah tiga tahun tak singgah. Di Nunukan, Kalimantan Utara, Masjid Al Azka menyambut fenomena alam ini dengan menggelar salat gerhana berjemaah pada Minggu (8/9/2025).
Warga menantikan peristiwa astronomi yang dikenal sebagai blood moon ini. Saat mencapai fase total, bulan akan tampak berwarna merah bata. Warga bisa menyaksikan langsung fenomena ini tanpa alat bantu, mulai dari pukul 22.28 WITA hingga 03.55 WITA dini hari.
Pesan Mendalam di Balik Gerhana
Menurut Imam Masjid Al Azka, Ustadz Yahya Al Betawy, fenomena alam ini membawa pesan mendalam.
“Tidaklah zaman bertambah, kecuali ia bertambah rusak,” begitu ia memulai khutbahnya dengan nada penuh keprihatinan.
Ustadz Yahya menjelaskan, kerusakan yang terjadi saat ini mencakup akidah, moral, dan akhlak. Ia menyoroti bagaimana para pejabat mengabaikan aturan agama, pemangku kebijakan tak lagi mengindahkan fatwa ulama, dan para pemikir meninggalkan syariat.
Manusia Abai dengan Agama
Ustadz Yahya memaparkan data yang mengejutkan. “Menurut sensus dunia, dari sekitar 7 miliar manusia, hanya 2 miliar yang masih percaya agama, selebihnya ingkar,” katanya.
Menurutnya, jumlah ini akan terus menyusut. Ukurannya adalah kesungguhan dan keikhlasan dalam beragama. Bahkan, kata Ustadz Yahya, mereka yang mengamalkan agama pun masih mencampurnya dengan hal-hal yang tidak seharusnya.
Upaya di Akhir Zaman
Lebih lanjut, Ustadz Yahya menjelaskan, zaman terbaik adalah zaman para nabi dan Rasulullah. Ia menyebut kita kini berada di zaman yang paling rusak, atau zaman Zababiroh, di mana orang-orang tidak mau diatur oleh agama.
Oleh karena itu, ia berpesan agar umat Muslim bersungguh-sungguh menyempurnakan dan mengamalkan ajaran agama, serta berpegang teguh pada keikhlasan.
”Sebuah zikir tidak kita nilai dari seberapa panjang lafaz yang kita ucapkan. Melainkan dari bagaimana lantunan zikir merasuk ke hati dan keluar dari lisan dengan ikhlas,” ujarnya.
Ustadz Yahya menutup khutbahnya dengan sebuah peringatan. Semakin sering gerhana terjadi, katanya, semakin dekat pula tanda-tanda kiamat.
”Yang bisa kita lakukan sebagai umat Muslim adalah berusaha mengamalkan agama secara sempurna. Setidaknya, sebelum kematian datang, kita pernah berusaha menegakkan agama kita,” pungkasnya. (Dzulviqor)
