NUNUKAN, KN – Bukan gemuruh unjuk rasa atau kepanikan, melainkan tawa riang dan sorak sorai yang memecah kesunyian Lapas Nunukan, Kalimantan Utara.
Ratusan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) wanita ikut serta dalam beragam lomba 17 Agustus, dan Ketua TP-PKK Kaltara, Rahmawati Zainal, menyaksikan langsung.
Di balik dinding penjara yang tebal, Rahmawati membawa pesan penting, semangat kemerdekaan juga milik mereka. Lomba seperti balap kelereng dan joget balon menjadi cara untuk menguatkan persaudaraan dan keharmonisan.
“Mereka juga berhak merasakan serunya perayaan kemerdekaan,” ujar Rahmawati, menekankan betapa pentingnya WBP merasa menjadi bagian dari bangsa.
Lebih dari Sekadar Perayaan, Ini Misi Kemanusiaan
Kunjungan Rahmawati Zainal ke Lapas Nunukan bukanlah sekadar seremonial. Anggota DPR RI ini percaya, para WBP bukanlah penjahat yang tak bisa berubah, melainkan manusia yang “tersesat” dan membutuhkan bimbingan.
”Mereka hanya khilaf dan nekat melakukan hal instan demi mencapai tujuannya,” ia menjelaskan dengan nada penuh empati.
Kesadaran ini mendorongnya untuk membawa program keterampilan yang konkret. Mulai dari menjahit, memasak, hingga bercocok tanam, ia siapkan semua itu untuk membekali para WBP agar bisa bertahan hidup ketika kembali ke masyarakat.
Program ini tidak hanya mengisi waktu, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri dan memberikan harapan untuk masa depan.
Bukti Nyata dari Balik Tembok
Misi ini membuahkan hasil yang membanggakan. Lapas Nunukan kini memiliki kebun sayur yang mandiri, dan para WBP berhasil menjual produk kuliner mereka hingga laris di pasaran.
Namun, yang paling menonjol adalah karya batik mereka.
Para WBP memproduksi banyak batik khas Nunukan, Lulantatibu, dan bahkan berhasil mengekspornya hingga ke Malaysia. Karya ini menjadi simbol dari balik jeruji, mereka dapat menghasilkan sesuatu yang tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga membuktikan adanya potensi besar.
Kalapas Nunukan, Puang Dirham, sangat menghargai kontribusi Rahmawati.
“Perhatian dan kepedulian beliau sangat luar biasa,” katanya.
“WBP cukup akrab dan menghormati beliau,” tambahnya, menggambarkan bagaimana kehadiran Rahmawati telah membawa semangat baru dan harapan bagi para penghuni Lapas. (Dzulviqor)
