NUNUKAN – Berupaya melestarikan dan menjaga terkikismya bahasa daerah dikalangan generasi milenial, Pemerintah Kabupaten Nunukan, resmi menerbitkan kamus bahasa suku Tidung sebagai salah satu bahasa pribumi yang harus terus dijaga.
Kepala Bidang Ketenagaan Kurikulum, Sastra dan Perizinan, pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nunukan, Asnawi, menjelaskan, butuh waktu sekitar 6 bulan untuk merampungkan kamus Bahasa Suku Tidung, yang berisi 395 halaman tersebut.
‘’Anak anak jarang yang mengerti apa arti bahasa yang sering diucapkan orang tua mereka bahkan dalam ritual adat yang sakral, mereka bingung dengan arti mantra yang dilafazkan ketua adatnya,’’ ujar Asnawi, Rabu (14/12).
Lanjut Asnawi, meski kamus yang baru diluncurkan tersebut masih belum sempurna, setidaknya upaya untuk memulai sudah dilakukan.
Pasalnya, negara jiran Malaysia yang kental dengan budaya Melayu menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga budaya lokal kita.
‘’Dengan fenomena ini, andaikata kita tidak bahu membahu melestarikan budaya lokal, tentu segala tradisi, adat istiadat setempat kian tergerus,’’ imbuhnya.
Kata Asnawi kamus bahasa Suku Tidung, akan segera dibagikan ke semua jenjang sekolah di Kabupaten Nunukan.
‘’Kita berharap langkah ini bisa menjaga warisan budaya lokal. Meski bukan langkah besar, setidaknya kita telah memulai melestarikan peninggalan nenek moyang dan menegaskan jati diri serta identitas suku di perbatasan RI – Malaysia ini,’’ pungkasnya. (Dzulviqor)
