Connect with us

Hi, what are you looking for?

Olahraga

Pagi di Nunukan, Antara Gundah dan Gairah Soal Bola

SOERATIN CUP U 17

Catatan Reporter Olahraga STI FM (S Priyadi)

Hati ini masih terikat kuat dengan lapangan hijau. Meski peluit sudah lama tak ada di tangan, sebagai mantan wasit, saya masih melihat sepak bola Nunukan dengan mata seorang pengadil.

Dan pagi ini, ada rasa prihatin yang singgah. Bukan tentang taktik, atau soal kalah dan menang.

Tapi tentang kedisiplinan. Saya masih melihatnya, di beberapa pertandingan Bupati Cup 2025.

Ada saja pemain yang melanggar aturan panitia, mencederai sportivitas yang seharusnya jadi panglima tertinggi di lapangan.

Sejujurnya, drama ini membuat gundah, karena sepak bola yang bersih adalah fondasi masa depan.

Namun, di saat yang sama, euforia juga membakar. Bupati Cup sudah memasuki babak 16 besar, dan semangat penonton sungguh luar biasa. Itu bukti gairah bola di Nunukan tak pernah padam.

Dan di tengah-tengah itu semua, ada secercah harapan baru.

Cerita yang lebih bersih, lebih segar. Aroma rumput lapangan Stadion Sei Bilal, Nunukan, akan menjadi saksi momen ini.

Piala Soeratin U-17 Kaltara. Turnamen resmi. Panggung yang lebih besar.

Tiga tim terbaik Kaltara berkumpul. Siap unjuk gigi. PSTK Tarakan. Persemal Malinau. Dan tuan rumah PSN Nunukan.

PSSI Kaltara membuktikan komitmennya. Menggelar turnamen ini bahkan di Nunukan, dengan segala keterbatasan.

Dan saya yakin, Adama, Ketua Askab PSSI Nunukan, tahu betul artinya.

Enam hari ke depan, Nunukan akan penuh gairah. Pertandingan dimulai hari ini, Senin, dan akan berakhir Minggu. Kick-off selalu pukul 16.00 WITA.

Sistemnya unik, setiap tim akan bertemu dua kali, menjanjikan persaingan tanpa henti.

Bagi saya ini adalah jadwal “neraka” yang menuntut mental dan fisik prima.

Pertarungan pembuka langsung mempertemukan tuan rumah dengan pesaing kuat.

Lalu ada jeda, sebelum persaingan kembali memanas di putaran kedua.

Momen balas dendam dan pertaruhan gengsi akan tersaji hingga laga terakhir, yang diprediksi akan menjadi penentu drama.

Inilah Nunukan. Sepak bola di sini punya dua wajah. Ada kegundahan, ada sanksi, tapi juga ada gairah yang tak pernah mati.

Sebagai seorang mantan wasit, saya berharap gairah ini tumbuh dengan fondasi yang kuat, dari lapangan Sei Bilal, semua ceritanya akan kami sampaikan kepada anda pembaca setia Kabar Nunukan. Aaabeeta

Loading

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Kabar Lainnya

Peristiwa

NUNUKAN, KN – Hujan deras, angin kencang, dan petir menggelegar menghantam Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia, semalam suntuk sejak Selasa...

Hukum dan Kriminal

Bola panas sudah dilempar Hamseng, Imigrasi sudah memberikan bantahan keras yang "lemah" --- S Priyadi ---

Peristiwa

NUNUKAN, KN – Kasus penganiayaan tragis menyeret seorang ibu lansia 69 tahun di RT 02, Jalan Ujang Dewa, Sedadap, Nunukan, Kalimantan Utara. Anaknya, Rahman,...

Nunukan

NUNUKAN, KN – Kantor Imigrasi (Kanim) Nunukan, Kalimantan Utara, kini berada di persimpangan jalan. Setelah membantah keras tudingan pungutan liar (Pungli) terhadap Warga Negara...