NUNUKAN, KN — Sekitar 82 anak PAUD dan SD di Pulau Sebatik, Kalimantan Utara, diduga keracunan massal. Insiden ini terjadi Rabu (30/9) sore, setelah mereka menyantap menu dari sebuah yayasan.
Berita ini langsung sampai ke telinga Bupati Nunukan, Irwan Sabri, yang baru tiba dari Tarakan. Tanpa membuang waktu, Irwan langsung membatalkan agendanya. Ia bergegas menyeberang ke Sebatik pukul 19.00 WITA.
”Kasus keracunan ini mengagetkan saya, apalagi korbannya anak-anak,” ujar Irwan. “Karena itu, begitu sampai Nunukan, saya langsung ke Sebatik.”
Respons Tanggap Darurat di Tengah Kepanikan
Suara sirine ambulans terus bersahutan, menciptakan kepanikan di media sosial. Camat Sebatik Tengah, Aris Nur, mengakui terbatasnya ambulans. “Lima unit ambulans tidak cukup. Saya sampai pakai mobil dinas untuk mengantar anak-anak,” katanya.
Setibanya di Sebatik, Bupati Irwan langsung menuju RSUD Pratama Sebatik untuk melihat kondisi korban. Ia juga memantau anak-anak lain di puskesmas. Setelah bertanya-tanya, Irwan memastikan para korban membaik. “Anak-anak mengaku perutnya sudah tidak sakit lagi. Dari 82 anak yang diduga keracunan, 61 sudah diizinkan pulang,” jelasnya.
Investigasi dan Sanksi Tegas
Irwan Sabri memastikan Pemda Nunukan akan terus memantau kondisi para korban. Oleh karena itu, ia telah meminta Dinas Kesehatan mengambil sampel menu untuk diuji di laboratorium.
”SPPG (Satuan Penyelenggara Pendidikan Gizi) yang baru beroperasi dua hari pasti kami nonaktifkan sampai ada kejelasan,” tegas Irwan.
Sementara itu, Anggota DPRD Nunukan, Andre Pratama, mendesak kepolisian segera mengamankan sampel dan melakukan investigasi.
“SPPG di Sebatik Tengah sebaiknya mereka hentikan dulu. Kami minta mereka melakukan penyelidikan menyeluruh untuk kelayakan dapur,” kata Andre.
Menu yang diduga menjadi penyebab keracunan ini disediakan oleh Yayasan Bina Pendidikan Yatim.
Yayasan tersebut menyajikan 992 porsi untuk PAUD dan SD di sejumlah sekolah, termasuk SDN 04, SDN 05, MI Darul Furqon, dan PAUD Ar Rahman. (Dzulviqor)
