NUNUKAN, KN – Prajurit TNI Angkatan Laut tidak hanya menjaga lautan Nusantara dengan armada perang dan peralatan canggih. Mereka juga melakukannya dengan jiwa kemanusiaan yang mengakar kuat.
Inilah yang menjadi inti perayaan HUT ke-80 TNI AL di Pangkalan TNI AL (LANAL) Nunukan, Kalimantan Utara, saat mereka merayakan momen bersejarah ini dengan cara yang lebih bermakna, yakni, menyentuh hati para Warakawuri dan anak yatim piatu.
Acara yang digelar pada Senin, 8 September 2025 itu, membuktikan bakti TNI AL tidak terbatas pada batas perairan.
Komandan LANAL Nunukan, Letkol Laut (P) Primayantha Maulana Malik, menegaskan, mereka menjalankan aksi ini sebagai wujud kepedulian mendalam yang melampaui tugas kedinasan.
Ia menjelaskan, memberikan santunan bukan semata-mata sebagai materi, melainkan sebagai simbol penghargaan tulus atas jasa-jasa para pahlawan yang telah mendedikasikan hidup untuk kejayaan laut Indonesia.
“Warakawuri adalah bagian penting dalam perjalanan sejarah TNI AL. Mereka adalah keluarga pahlawan bangsa yang harus selalu kita hargai,” ujar Letkol Primayantha.
Ia menekankan pentingnya menjaga ikatan emosional dan semangat kebersamaan ini agar menjadi budaya di kalangan keluarga prajurit.
Menghargai Masa Lalu, Membangun Masa Depan
Letkol Primayantha menambahkan, kegiatan ini juga mereka tujukan untuk anak-anak yatim, yang ia sebut sebagai generasi penerus bangsa yang harus mendapat perhatian dan dukungan penuh.
Baginya, kepedulian sosial seperti ini harus menjadi contoh dan ajakan bagi seluruh elemen masyarakat untuk menumbuhkan rasa empati terhadap sesama.
Lebih lanjut, ia mengingatkan agar masyarakat tidak hanya melihat nilai santunan ini dari harga barang, melainkan dari ketulusan niat di baliknya.
“Kami memberikan ini sebagai bentuk perhatian dinas, sebagai warga dan prajurit TNI Angkatan Laut, dengan harapan santunan ini dapat meringankan dan bermanfaat,” pesannya.
Sebagai penutup, Letkol Primayantha menegaskan HUT ke-80 TNI AL ini mengingatkan seluruh prajurit untuk terus berkomitmen mengabdi dengan tulus.
Pengabdian ini adalah pengabdian seumur hidup—dari menjaga kedaulatan di laut hingga menyentuh hati di daratan, memastikan semangat para pahlawan tetap hidup dan menginspirasi. (Dzulviqor)
