NUNUKAN, KN — Dugaan kasus keracunan massal di Pulau Sebatik, Nunukan, menyisakan trauma mendalam bagi anak-anak dan orang tua. Setelah insiden pada Selasa (30/9/2025) sore, banyak orang tua kini menolak menu Makanan Bergizi (MBG) untuk anak mereka.
”Sekarang anak-anak takut dan trauma. Banyak orang tua berkirim pesan dan menelepon, meminta agar anaknya tidak diberi menu MBG lagi,” ujar Kepala Sekolah SDN 04 Sei Limau, Sittiara Razak.
Sittiara menuturkan, awalnya program ini disambut gembira. “Anak-anak melompat-lompat senang dan teriak ‘hore ada makanan datang’. Namun sekarang, tidak bisa. Sudah banyak cerita,” kenangnya.
Kepanikan di MI Darul Furqon
Kepanikan sempat terjadi di MI Darul Furqon, sebuah madrasah di tengah perkebunan kelapa sawit yang jauh dari jalan utama. Kepala Sekolah, Adnan Lolo, menceritakan saat 11 murid asramanya tiba-tiba mengalami muntaber.
”Saya sampai harus putar balik ke sekolah. Karena lokasinya jauh, kami pusing mencari mobil,” kata Adnan.
Upaya meminta bantuan obat ke Komandan Pos Satgas Pamtas RI-Malaysia tak berhasil. Saat mencari kendaraan, semua orang tua murid yang dihubungi sedang sibuk memuat sawit. Akhirnya, pihak sekolah dijemput oleh mobil dari pihak dapur penyedia makanan, yang mengetahui ada kasus keracunan di sekolah lain.
”Kami lega akhirnya ada mobil,” aku Adnan.
Senada dengan Sittiara, Adnan juga menerima banyak pesan dari orang tua murid yang meminta anak-anak mereka tidak diberi menu MBG lagi. “Mereka bilang, biar anak-anak bawa bekal dari rumah saja,” tambahnya.
Makanan yang Diduga Jadi Sumber Masalah
Menu yang diduga menjadi penyebab keracunan pada hari kedua program itu adalah telur rebus sambal balado, tahu goreng, sayur tumis wortel campur kol, dan buah semangka. Sittiara mengaku sempat mencicipi menu tersebut dan merasa aman. “Saya bahkan makan sayur jatah anak saya karena dia tidak makan. Saya tidak apa-apa,” tuturnya.
Untuk diketahui, menu MBG ini disiapkan oleh Yayasan Bina Pendidikan Yatim dengan penanggung jawab Eka Riskayadi. Yayasan ini menyediakan total 992 porsi menu untuk PAUD dan SD di Sebatik Tengah.
Menanggapi insiden ini, Bupati Nunukan, Irwan Sabri, langsung menyeberang ke Sebatik pada malam hari kejadian. Ia memastikan Pemda akan terus memantau kondisi korban dan telah meminta Dinas Kesehatan mengambil sampel makanan untuk diuji di laboratorium.
”SPPG (Satuan Penyelenggara Pendidikan Gizi) yang baru beroperasi dua hari pasti kami nonaktifkan sampai ada kejelasan,” tegas Irwan. (Dzulviqor)
