NUNUKAN – Anggota DPRD Nunukan, Andre Pratama, meminta Pemerintah Daerah, memprioritaskan sarana transportasi pelajar di Sebatik Barat, yang kondisinya sangat memprihatinkan.
Truk angkutan pelajar yang ada sekarang, sudah berusia belasan tahun dan tidak terawat.
‘’Kalau saya istilahkan, truk itu sudah sejak jaman kolonial. Sudah sangat tidak layak, dan membahayakan nyawa sekian banyak orang,’’ ujar Andre, Jumat (19/4/2024)
Dia menegaskan, bahkan supir truk dimaksud, mengaku was was saat menjalankan tugasnya, belum lagi, gaji yang ia peroleh hanya sekitar Rp. 800.000 per bulan.
‘’Kita sudah usulkan pengadaan bus angkutan pelajar berulang kali, tapi selalu tidak dianggap prioritas. Makanya, sampai sekarang, truk pelajar yang berisiko bagi nyawa anak anak kita masih eksis saja,’’ kata Andre.
Andre berharap, bahasa bukan prioritas, seharusnya dievaluasi dan dikoreksi. Apalagi, pembangunan sekolah di Pulau Sebatik, mayoritas berasal dari APBN.
Pemkab Nunukan, sudah sepatutnya memperhatikan sarana lain sebagai pelengkap, salah satunya adalah armada angkutan untuk pelajar di pelosok perbatasan RI – Malaysia.
Keberadaan angkutan pelajar yang memadai di Pulau Sebatik, adalah berkah dan kemewahan.
Bagaimana tidak? Orang tua mereka sibuk bekerja, dan sangat sedikit sekali yang memiliki waktu atau mementingkan pendidikan anaknya.
‘’Sehingga adanya mobil pelajar tentu menjadikan orang tua lebih tenang karena anaknya tidak harus naik motor sendiri ke sekolah yang berpotensi kecelakaan di jalan raya,’’ pungkasnya. (Dzulviqor)
