Connect with us

Hi, what are you looking for?

Nunukan

Skenario Pengamanan Teritorial Blok Ambalat, Menjadi Materi Ujian Glagaspur LANAL Nunukan

NUNUKAN – Prajurit Pangkalan TNI AL (LANAL) Nunukan, Kalimantan Utara, menggelar Uji Gladi Tugas Tempur (Glagaspur) untuk mengetahui kekuatan tempur pasukan, serta keahlian personel dalam penguasaan senjata dan kemampuan menganalisis medan tempur.

Sejumlah keahlian pasukan, kekuatan tempur, adu strategi perang, hingga beragam cara menaklukkan musuh, hingga menduduki markas musuh, dipraktekkan apik dalam ujian tersebut.

‘’Uji Glagaspur, digelar selama dua hari kemarin, dengan sejumlah materi uji terampil. Masing-masing, pengecekan software, kecakapan bahari, bongkar pasang senjata, ketepatan menembak, hingga peran anti teror dan sabotase, dan kecakapan lain di medan tempur,’’ ujar Danlanal Nunukan Letkol Laut (P) Handoyo, Kamis (29/2/2024).

Skenario ujian, dimulai dengan terjadinya ketegangan hubungan diplomatik antara Indonesia – Malaysia, dimana jiran tersebut mengklaim sepihak kepemilikan blok Ambalat.

Akibatnya, terjadi krisis batas wilayah laut kedua Negara, yang terindikasi pada beberapa kali insiden pelanggaran batas wilayah laut oleh unsur kapal pemerintah Malaysia, yang direspons dengan penghalauan oleh unsur Bakamla RI maupun KRI TNI AL.

‘’Lanal Nunukan sebagai satuan kewilayahan TNI Angkatan Laut yang terdepan dan berhadapan langsung dengan wilayah Malaysia di tapal batas utara NKRI, merespons situasi krisis ini dengan meningkatkan patroli perairan pesisir perbatasan,’’ tutur Handoyo.

Lanal Nunukan juga melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Nunukan serta stakeholder terkait, untuk menghentikan segala aktivitas lintas batas baik manusia maupun barang yang akan keluar masuk wilayah Kabupaten Nunukan.

Hal ini dilaksanakan guna meminimalisir aktivitas infiltrasi, subversi dan propaganda agen intelijen asing, serta mencegah penyelundupan barang-barang ilegal dari Malaysia.

‘’Namun kebijakan ini mendapatkan penolakan yang keras dari sebagian masyarakat Nunukan yang selama ini kebutuhan pokoknya sangat tergantung dari barang-barang produksi negara Malaysia,’’ lanjutnya.

Baca Juga:  An Nur Kaltara Arafah, Tawarkan Paket Umrah di Masa New Normal

Akibatnya, situasi berkembang menjadi krisis dengan timbulnya beberapa kali aksi protes masyarakat yang berujung anarkis.

Masyarakat yang tidak setuju dengan peningkatan patroli perairan perbatasan dan pembatasan aktivitas lintas batas laut, terprovokasi oleh beberapa orang yang diduga sebagai agen intelijen Negara Malaysia.

Sampai akhirnya, terlihat adanya iring-iringan massa menuju Lanal Nunukan untuk melaksanakan demonstrasi.

‘’Kita tindaklanjuti dengan peran penindakan huru hara. Disaat bersamaan seluruh instansi militer di wilayah Kalimantan menerima telegram rahasia dan segera dari Panglima TNI untuk meningkatkan status kesiapsiagaan basis militer menjadi Siaga 1 terhadap ancaman sabotase dan serangan militer mendadak dari unsur militer Negara Malaysia,’’ kata Handoyo lagi.

Skenario berikutnya, disimulasikan shelter radar CSS Posal Sei Pancang, Pulau Sebatik, mendeteksi pergerakan 3 pesawat udara dari arah Sabah Malaysia berputar – putar di wilayah udara perbatasan RI – Malaysia.

Pesawat bergerak dalam formasi, dengan kecepatan sedang ke arah selatan mendekat ke daratan Pulau Sebatik.

Pos pantau Posal Sei Pancang mengidentifikasi secara visual pesawat tersebut adalah satu unit pesawat angkut jenis Fokker F-28 dan dua pesawat tempur jenis F-18 Hornet milik Tentera Udara Diraja Malaysia, yang telah dimodifikasi oleh militer Malaysia menjadi pesawat pembom ringan.

‘’Kondisi tersebut segera dilaporkan ke atasan yang menindaklanjuti untuk pengiriman pesawat tempur dari Lanud Sultan Hasanuddin Makassar,’’ kata Handoyo.

Pesawat udara TUDM jenis Fokker F-28, kemudian menjatuhkan bom dan mengenai depo BBM Mako Lanal Nunukan, dan bergerak kembali ke arah Malaysia, dikarenakan 3 pesawat tempur TNI AU jenis Sukhoi SU30-MK dari Wing Udara 5 telah lepas landas dari Lanud Sultan Hassanudin Makassar bergerak menuju wilayah udara Kalimantan Utara.

‘’Akhir skenario, pesawat udara TNI AU berhasil menjatuhkan satu pesawat tempur F-18 Hornet milik TUDM, dan mengembalikan situasi air superioriti wilayah udara Kalimantan dan Sulawesi,’’ tuntas Handoyo.

Baca Juga:  Korsleting Kabel Colokan Diduga Menjadi Pemicu Kebakaran Rumah Warga di Sebatik

Handoyo menegaskan, simulasi yang dipraktekkan pasukan TNI AL Nunukan, menjadi gambaran nyata kondisi wilayah perbatasan RI – Malaysia di Nunukan.

Dengan simulasi dan praktek latihan yang dilakukan, diharapkan para prajurit memiliki jiwa ksatria dan semangat juang tinggi untuk mempertahankan kedaulatan Negara.

‘’Kita terus memantapkan jiwa NKRI dan merah putih. Kita akan terus memastikan tapal batas Negara tetap utuh, tidak bergeser walaupun hanya sejengkal,’’ tegasnya. (Dzulviqor)

Loading

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Lainnya

Nunukan

NUNUKAN – Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Nunukan, merilis hasil investigasi kasus hilangnya uang nasabah bernama Betris, senilai kurang lebih Rp. 384 juta, Selasa,...

Olahraga

NUNUKAN – Sabri, salah satu Atlet panjat tebing asal Nunukan, yang pernah meraih medali emas (perorangan) pada PON XVII 2012 di Riau, Perunggu (perorangan)...

Hukum

Menanggapi keterlibatan dua angotanya, Syaiful menegaskan, tidak ada toleransi bagi anggotanya yang terlibat penyalahgunaan narkoba.

Nunukan

NUNUKAN – Bank Rakyat Indonesia (BRI) menggelar senam sehat, bertajuk ‘Bilang aja gak terhadap kejahatan perbankan’, di halaman Kantor Cabang BRI, Jalan TVRI, Nunukan...