NUNUKAN – Pangkalan TNI Angkatan Laut (LANAL) Nunukan, meresmikan Kampung Bahari Nusantara, di pemukiman padat penduduk, yang terletak di pesisir jalan Tanjung, Kelurahan Nunukan Barat, Kabupaten Nunukan, Kalimantan, Senin (4/12/2023).
Kampung Bahari Nusantara ini, merupakan kampung kedua yang diresmikan LANAL Nunukan, setelah sebelumnya merilis program serupa di Kampung Rumput Laut, Mamolok Nunukan Selatan.
Danlanal Nunukan, Letkol Laut (P) Handoyo, melalui Perwira Staf Potensi Maritim (Paspotmar) Lettu Laut (S) Sugeng Tri mulyanto, mengatakan, program Kampung Bahari Nusantara, merupakan sebuah kepedulian TNI AL terhadap warga, khususnya di perbatasan RI – Malaysia.
‘’Tidak hanya soal sosial kemasyarakatan, ada kepedulian terhadap literasi, ekonomi, juga kesehatan, dan tentunya menjadi pelapis pertahanan di wilayah tapal batas yang memiliki potensi kerawanan dalam hal keamanan,’’ ujarnya.
Kampung Bahari di wilayah pesisir Tanjung, berpusat di salah satu rumah penduduk yang difungsikan sebagai pusat kegiatan.
Di tempat itu, ada taman baca, pos kesehatan lansia, sampai lokasi pengeringan dan pembibitan rumput laut, yang merupakan sektor utama penghasilan warga pesisir Nunukan.
‘’Ada puluhan lansia dan belasan anak anak yang putus sekolah atau belum pernah mengenyam bangku sekolah. Itu menjadi konsen kami, sehingga Kampung Bahari Nusantara ini menjadi salah satu solusi memudahkan persoalan tersebut,’’ imbuhnya.
Sugeng menegaskan, LANAL Nunukan bersinergi dengan Pemkab Nunukan, sehingga saat ada masalah terkait pendidikan, leading sektornya Dinas Pendidikan.
Masalah kelautan, baik pembenihan rumput laut, hasil perikanan, ada Dinas Perikanan. Dan begitu juga terkait wisata, ada Dinas Pariwisata.
‘’Sedangkan untuk kluster pertahanan, TNI AL memberi nomor lambung dan tanda identifikasi pada ratusan perahu nelayan di lokasi tersebut. Kami berikan kartu nelayan dengan nomor sesuai kode lambung kapal. Ketika ada perahu dari luar, akan mudah terlacak dan patut dicurigai,’’ jelasnya.
Sugeng juga menegaskan, sinergitas antara nelayan, pembudi daya rumput laut dengan TNI AL, menjadi salah satu strategi penting dalam pertahanan.
Sebab, nelayan dan pembudidaya rumput laut secara otomatis akan menjadi mata dan telinga TNI AL yang selalu menginformasikan kondisi laut di perbatasan RI.
Terpisah, mewakili Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid, Kepala Dinas Perikanan Nunukan, Suhadi, memberikan apresiasi dan terima kasihnya atas peran dan dedikasi TNI AL bagi warga pesisir.
‘’Kita berharap langkah ini menjadi solusi bagi persoalan warga yang selama ini kurang atau belum terkontrol oleh Pemerintah,’’ kata dia.
Suhadi mengakui, ada dua pekerjaan rumah besar Pemda Nunukan yang butuh solusi dan perhatian khusus karena berpotensi konflik antar pengguna jalur laut.
Yang pertama masalah zonasi penanaman rumput laut, yang hingga kini terkesan semrawut dan minim perhatian.
Dan kedua, terkait limbah botol bekas yang merupakan pelampung dari tanaman cottony yang dibudidayakan.
‘’Untuk zonasi, DKP Kaltara menginformasikan ke kami, mulai tahun depan sudah akan ada UPT, sehingga mendekatkan pelayanan pemerintah. Untuk limbah, Pemkab Nunukan juga tahun depan pelan pelan memprogramkan pembagian pelampung ramah lingkungan gratis,’’ kata dia. (Dzulviqor)
