NUNUKAN – Fenomena kelangkaan elpiji subsidi, akibat KSOP Nunukan, yang tidak lagi mau andil dalam penerbitan izin bongkar muat di dermaga tradisonal, menjadi keluhan masyarakat.
Isu kelangkaan elpiji subsidi juga menjadi tema perbincangan warga, mulai dari warung kopi hingga di kalangan warganet di media sosial.
Bahkan, salah seorang warga, memparodikan kelangkaan elpiji berkapasitas tiga kilogram tersebut, dalam video TikTok, dengan template lagu Sultan dengan judul Perjalanan.
Video tersebut, kemudian diunggah di Facebook dengan nama akun Cak Tris, dan menjadi hiburan tersendiri bagi warga Nunukan.
Jawaban Pemkab Nunukan
Merespons Kebijakan tersebut, Dinas Perhubungan, pengusaha kapal, serta pemilik dermaga, telah menggelar rapat guna membahas solusi jangka pendek yang akan ditempuh.
Kepala Dinas Perhubungan Nunukan, Muhammad Amin, mengatakan, sejauh ini, solusi jangka pendek, hanya bisa menyetujui rekomendasi KSOP yang menunjuk dermaga Tanjung Batu dan Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, sebagai lokasi bongkar muat kapal-kapal bermuatan elpiji dan BBM dari Tarakan.
‘’Secara legalitas, Nunukan belum memiliki dermaga dengan spesifikasi khusus bongkar muat barang berbahaya semisal elpiji dan BBM. Jadi kita sepakati bongkar muat barang dilakukan di Tunon Taka dan Tanjung Batu sebagai solusi jangka pendeknya,’’ ujarnya.
Kata dia, solusi alternatif tersebut dilakukan sembari menunggu hasil perundingan para pengusaha dan pemilik dermaga untuk menentukan besaran biaya tambat dan lainnya, yang bakal berdampak pada harga elpiji subsidi.
Untuk di Pelabuhan Tunon Taka, ada ketentuan kapal bermuatan barang berbahaya harus mengalah ketika ada kapal penumpang yang datang.
Sementara, kendala yang ada di dermaga Tanjung Batu, yakni perizinan operasionalnya masih dalam proses, dermaga tersebut, peruntukannya bagi kapal LCT, sementara kapal pengangkut elpiji subsidi, adalah kapal kayu.
‘’Kita sementara bicara solusi jangka pendeknya dulu. Kita juga masih mengkaji apakah pelabuhan Feri Sei Jepun, memungkinkan untuk spot bongkar muat elpiji dan BBM,’’ imbuhnya.
Amin juga mengakui, sudah seyogyanya pemerintah daerah membangun dermaga khusus agar semua regulasi berjalan, dan pemasukan sebagai kas Negara bisa menjadi sektor yang andil dalam pemasukan asli daerah (PAD).
Namun demikian, Pemkab Nunukan masih harus kembali memikirkan dimana lokasi representative untuk dibangunnya dermaga khusus bongkar muat elpiji dan BBM.
‘’Ini menjadi atensi bagi Pemda Nunukan, bagaimana ke depan memiliki dermaga khusus yang legal itu. Kita mengkaji dimana lokasi yang menjadi alternatif jangka panjang, kita akan masukkan itu dalam rencana tata ruang yang segera disahkan tidak lama lagi,’’ kata dia. (Dzulviqor)
