NUNUKAN – Banjir kiriman dari Malaysia, kembali menggenangi sejumlah desa di perbatasan RI – Malaysia, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Bagian Humas pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, Muhammad Basir, mengatakan, banjir kiriman, melanda 3 kecamatan, antara lain Sembakung, Sembakung Atulai, dan Lumbis.
‘’Banjir terjadi sejak 18 Juni 2023, dan puncaknya, kemaren sore. Petugas mencatat ketinggian banjir dari tiang ukur, sekitar 9,7 meter,’’ ujarnya, pada Selasa (20/6/2023) kemarin.
Menurut Basir, ini merupakan banjir ketiga yang terjadi sepanjang 2023. Biasanya banjir kiriman dari Malaysia datang setahun sekali dan mudah diprediksi.
‘’Kalau wilayah Keningau Malaysia hujan deras, kita ikut kebanjiran. Jadi walau Nunukan tidak hujan, tapi Malaysia hujan, air sungai meluap dan membanjiri pemukiman warga kita di pelosok,’’ jelasnya.
Sebagai langkah antisipasi, BPBD Nunukan menempatkan 8 petugas untuk memantau dan melaporkan kejadian banjir di tiga kecamatan tersebut.
‘’Jadi pendataan sedang berlangsung. Kita belum bisa melaporkan berapa detail rumah penduduk yang tergenang,’’ tegasnya.
Adapun data sementara yang berhasil dihimpun dari Kecamatan Lumbis. BPBD mencatat, ada 7 desa yang terendam, yakni Desa Pa’Lo, Desa Patal, Desa Taluan, Desa Pulu Bulawan, Desa Podong, Desa Mansalong dan Desa Kalampising.
Setidaknya sebanyak 368 KK dengan jumlah jiwa1.228, dan ada sekitar 104 balita yang terdampak di Kecamatan Lumbis.
‘’Sementara, status kebencanaan masih siaga bencana. Pendataan masih berjalan dan tidak menutup kemungkinan naik menjadi tanggap darurat,’’ kata Basir. (Dzulviqor)
