NUNUKAN – Prajurit Pangkalan TNI Angkatan Laut (AL) Nunukan, bersama Satgas Marinir Ambalat XXVII, mengamankan 30 orang diduga Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal, Sabtu (28/5), sekira pukul 06.30 WITA.
Mereka dipergoki aparat saat hendak menyeberang ke Tawau, Malaysia, melalui dermaga tradisional di pulau Sebatik.
Komandan Pangkalan Angkatan Laut Nunukan, Letkol Laut (P) Arief Kurniawan Hertanto mengatakan, pengungkapan kasus ini berawal dari laporan inteligen yang melakukan pengawasan jalur-jalur potensial keluar masuk orang dan barang di perbatasan RI – Malaysia.
‘’Ada 30 orang diduga PMI illegal yang hendak mencari pekerjaan di Malaysia, kita amankan di Sungai Mentadak dan Sungai Akoy Desa Bambangan, Pulau Sebatik,’’ ujarnya saat dikonfirmasi.
Dia menjelaskan, para PMI ilegal tersebut sebgaian besar berasal dari Sulawesi Selatan, yang baru tiba di Nunukan, pada Jumat (26/5) kemarin.
Sebelumnya mereka sempat menginap di Nunukan sambil menunggu pengurusan tekong/calo, yang akan menyeberangkan mereka ke Malaysia secara unprosedural.
‘’Ada enam anak-anak dalam rombongan PMI yang kita amankan,’’ imbuhnya.
Dari hasil pemeriksaan petugas, ada empat orang tekong/calo yang bertanggung jawab terhadap puluhan PMI illegal tersebut.
Adapun identitas para calo dimaksud yakni seorang perempuan berinisial D, dan tiga laki-laki masing-masing berinisial B, F, dan J.
‘’Yang diduga PMI ilegal diamankan di Kantor BP2MI untuk pemeriksaan lebih lanjut, sementara, para calo masih dalam pencarian,’’ kata Arief.
Ia menambahkan, upaya pencegahan para PMI ini juga menjadi salah satu keprihatinan Lanal Nunukan.
Dari banyaknya kasus deportan, para PMI ilegal kerap diperlakukan tidak manusiawi, bahkan tidak jarang hak merekapun tidak diberikan.
‘’Kita sosialisasikan risiko itu, untuk edukasi dan menyadarkan betapa pentingnya dokumen imigrasi jika ingin bekerja di luar negeri,’’ kata Arief. (Dzulviqor)
