Connect with us

Hi, what are you looking for?

Nunukan

POLITIK DOMINO

Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, tradisi lomba domino mulai menemukan habitat barunya dalam konteks budaya sosial kita.

Permainan ini dahulu hanya popular digelar saat ada hajatan pernikahan, yang dalam tradisi adat Bugis disebut acara Ma’pacci, saat itulah biasanya tuan rumah selaku panitia menggelar kegiatan lomba Domeng (Domino) untuk memeprebutkan hadiah yang telah disiapkan sebagai bagian dari acara hiburan selain acara penampilan musik untuk mengumpulkan masyarakat sekitar.

Namun dewasa ini permainan asah otak dan strategi ini juga menjadi jurus baru bagi politisi lokal dalam mendulang simpati dan popularitas jelang musim politik di tahun 2024 mendatang.

Setidaknya itu yang penulis lihat akhir akhir ini. Permaian yang juga dikenal dengan sebutan gaplek oleh masyarakat Jawa ini pun kini telah resmi menjadi cabang olah raga hiburan bukan hanya untuk masyarakat pada umumnya tapi juga ternyata untuk para politisi pada khususnya.

Seperti halnya kartu remi, domino adalah permainan yang telah populer dikalangan masyarakat kita, lintas daerah, suku dan agama.

Bermain domino dianggap mudah akrab dengan psikologi orang Indonesia.

Menariknya, jika dulu bermain domino kerap dikonotasikan sebagai ajang untuk berjudi baik secara konvensional maupun online, saat ini sudah teradaptasi dalam perpolitikan kita.

Bagi politisi domino adalah cara baru dalam melakukan “perjudian” untuk meraup elektabilitas dimata konstituen demi meraih simpati sebesar-besarnya.

Oleh karenanya, tak heran dalam setiap perhelatan permainan domino yang digelar, akan tampil tokoh yang terafiliasi pada spektrum politik tertentu.

Tokoh yang mendapatkan panggung dimaksud biasanya erat kaitannya dengan pemilik kekuasaan baik di eksekutif maupun legislatif.

Hal tersebut menandakan permainan domino memang “mainan“ para elit.

Baca Juga:  Sambut HUT 76 Korps Marinir, Tentara dan Warga di Perbatasan RI – Malaysia Susuri Jejak Konfrontasi

Karena dengan modal materi dan kekuasaan yang dimiliki, mereka bertindak sebagai penyelenggara lalu mengkapitalisasi acara tersebut dan menempatkan masyarakat sebagai objek calon konstituen yang juga memiliki peran ganda sebagai pemainnya.

Ditilik dari sejarahnya, permainan yang digemari hampir semua kalangan ini datang dari Cina sekitar tahun 1120 M.

Pertama kali diperkenalkan kepada Kaisar Hui Tsung oleh seorang abdi kerajaan yang bernama Keung Tai Kung.

Selanjutnya, permainan ini disebarkan ke hampir penjuru dunia dibawah kekaisaran Kao Tsung yang merupakan penerus dari kaisar Hui Tsung, pada tahun 1127 – 1163 M.

Lebih jauh, di awal era ke 18, sejumlah pedagang serta saudagar Cina turut menebarkan permainan ini di Eropa.

Bermula dari daerah Naples serta Venice Italia, hingga terus menyebar ke kedataran Asia, dan menembus ke wilayah Indonesia.

Sementara itu, nama domino berasal dari bahasa latin yakni dominus yang berarti tuan rumah.

Adapun filosofi poltik yang tertuang dalam permainan ini adalah setiap pemain sejatinya adalah lawan yang memiliki kepentingan yang sama.

Demikian halnya dalam politik, lumrah terjadi seperti adigium, “tak ada teman yang abadi, yang ada hanya kepentingan yang abadi“.

Begitulah dunia perpolitikan suka atau tidak suka namum realitasnya tidak terbantahkan, segala cara akan ditempuh asal kekuasaan bisa digenggam.

Hari ini berkawan besok menjadi lawan, sebaliknya hari ini berlawan,besok lusa dia mungkin sudah berkawan lagi.

Dalam permainan domino konteks ini sangat relevan, dimana seorang pemain memungkinkan bisa memilih rekan bermain, sebut saja berkoalisi menghasilkan duet untuk mengalahkan pasangan lawannya.

Efek Domino

Pernahkah anda menonton video tentang efek domino?

Efek domino adalah reaksi berantai yang bersifat kumulatif yang dihasilkan saat satu peristiwa menimbulkan serangkaian peristiwa lainnya.

Baca Juga:  Sekitar 20 Hektar Lahan Terbakar Dalam 3 Hari, BPBD Nunukan : Untuk Pembukaan Lahan Kelapa Sawit

Selain itu, bisa jadi memiliki motif terselubung, terlebih jika tuan rumah acara tersebut adalah seorang pemangku kekuasaan.

Seperti kalimat satir yang dilontarkan oleh netizen melalui akun sosial media Facebook “Jangankan perlombaaan domino, main kelereng pun bisa menjadi ajang untuk memecahkan rekor MURI ( Musium Rekor Republik Indonesia ) asal ada dananya,”.

Hal itu, jelas mengisyaratkan secara tak langsung bahwa pihak penyelenggara perlombaan, baik organisasi olahraga atau pun pemerintah daerah yang ikut mendukung kegiatan tersebut sanggup mengendalikan segalanya berbekal kekuasaan maupun materi yang mereka miliki.

Akibatnya, menjadi hal yang wajar jika dalam lomba domino yang digelar, publik menaruh curiga akan maksud dan tujuannya.

Masyarakat awam akan mudah menduga kalau ini bagian dari kepentingan politik.

Karena indikasinya jelas, dalam sosialisasi kegiatan, figur atau tokoh politik tertentu akan mendapatkan porsi yang besar pada materi publikasi seperti pada banner, baliho, hingga poster yang terpampang di media sosial.

Tujuannya jelas, melalui sosialisasi kegiatan dimaksud, terselip pesan sponsor dari figur politik tertentu.

Padahal tanpa menampilkan gambar tokoh politisi, nilai informasi yang akan disampaikan kepada khalayak ramai tak akan berkurang sedikitpun.

Pihak penyelenggara bisa lebih menonjolkan gambar hadiah yang diperebutkan agar calon peserta lebih tergiur untuk mendaftarkan diri.

Mengherankan bukan? seperti itulah ranah politik bermain, dia selalu ada dalam ruang terselubung, menyamar dalam samar tapi selalu berhasil masuk kamar.

Jadi sekali lagi tak pernah ada makan siang gratis dalam politik bung, selalu ada motif terselubung yang bersambung dan berkesinanbungan untuk kepentingan agar jumlah suara kian melambung.

Selamat berdomino…

Penulis / Taufik Ramli

Loading

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Lainnya

Nunukan

NUNUKAN – Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Nunukan, merilis hasil investigasi kasus hilangnya uang nasabah bernama Betris, senilai kurang lebih Rp. 384 juta, Selasa,...

Olahraga

NUNUKAN – Sabri, salah satu Atlet panjat tebing asal Nunukan, yang pernah meraih medali emas (perorangan) pada PON XVII 2012 di Riau, Perunggu (perorangan)...

Hukum

Menanggapi keterlibatan dua angotanya, Syaiful menegaskan, tidak ada toleransi bagi anggotanya yang terlibat penyalahgunaan narkoba.

Nunukan

NUNUKAN – Bank Rakyat Indonesia (BRI) menggelar senam sehat, bertajuk ‘Bilang aja gak terhadap kejahatan perbankan’, di halaman Kantor Cabang BRI, Jalan TVRI, Nunukan...