NUNUKAN – Pemerintah Malaysia kembali menerapkan kebijakan lockdown secara total mulai 1 Juni hingga 14 Juni 2021, untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Kebijakan tersebut berimbas pada kasus pulangnya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) secara unprosedural melewati jalur tikus ke Pulau Nunukan.
Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migrant Indonesia (BP2MI) Nunukan, Kombes. Pol. Hotma Victor Sihombing, mengatakan, pihaknya sudah melaporkan persoalan ini kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
‘’Kita memperkuat sinergitas bersama TNI Polri, khususnya Satgas Pamtas RI – Malaysia untuk mengantisipasi masuknya WNI secara unprosedural. Intensitas patroli aparat keamanan di jalur-jalur tikus juga semakin diperketat,’’ ujarnya, Kamis (3/6/2021).
Data BP2MI Nunukan periode Januari – Mei 2021, ada 348 orang TKI unprosedural yang masuk Nunukan melalui jalur ilegal. Dari jumlah tersebut, 7 orang diantaranya terkonfirmasi positif COVID-19.
‘’Memang fenomena ini simalakama, kita tidak bisa melarang warga Negara Indonesia untuk kembali. Di sisi lain, ada kekhawatiran mereka membawa virus COVID-19 masuk Indonesia,’’ kata Victor lagi.
Mengatasi persoalan tersebut selain memperketat pengawasan di jalur-jalur ilegal, BNPB juga akan segera mengirimkan alat test PCR portabel.
‘’BNPB segera mengirim alat PCR portabel ke Nunukan khusus untuk TKI. Jadi hasilnya bisa lebih cepat nanti,’’ imbuhnya.
Kesiapan Satgas Pamtas Mengawasi Jalur Ilegal.
Komandan Satgas Pamtas RI – Malaysia, Yonarhanud 16/SBC/3 Kostrad, Mayor. Arh. Drian Priyambodo, membenarkan satuannya saat ini tengah mengawasi ketat jalur-jalur tikus di perbatasan.
Untuk memastikan tidak ada pelintas batas yang lolos dari penjagaan mereka, patroli jalur-jalur tikus baik perairan dan darat, dilakukan selama 24 jam penuh.
‘’Patroli semakin ketat kita lakukan meski Malaysia lockdown. Karena tidak menutup kemungkinan masih banyak TKI yang pulang lewat Nunukan secara unprosedural,’’ kata Drian. (Dzulviqor)
