Laporan Reporter Olahraga STI FM (S Priyadi)
NUNUKAN, KN – Asa The Maczman untuk melangkah lebih jauh di turnamen sepak bola kategori Old Star Legend Bupati Cup 2025 hancur berkeping-keping. Berada di ujung tanduk, skuat Anbo Acce tak mampu menahan gempuran brutal dari MU Sebatik yang secara telak mengekspos setiap kelemahan mereka.
The Maczman menelan kekalahan 1-3 di perempat final yang berlangsung di Stadion Sei. Bilal Nunukan, Minggu (17/8) malam. Kekalahan ini menjadi cerminan nyata dari badai cedera yang melanda tim sejak awal turnamen.
Pertahanan Rapuh Menjadi Bencana
Sejak wasit meniup peluit kick-off, tanda-tanda petaka langsung terlihat. Tanpa beberapa pilar utama, garis pertahanan The Maczman layaknya “lubang tambang batu bara yang tidak direklamasi,” terutama di sektor kanan yang berulang kali menjadi target serangan MU Sebatik.
Di pinggir lapangan, Anbo Acce tampak gelisah. Gerak-gerik tangannya menunjukkan frustrasi melihat para pemainnya kesulitan menutup ruang. Skenario terburuk itu pun akhirnya datang di menit ke-8.
Momen penentu berawal dari sebuah pelanggaran di lini tengah. Baco Konde, jenderal lapangan tengah MU Sebatik, mengambil tendangan bebas dengan dingin. Tembakan kerasnya sebenarnya bisa dijangkau kiper Mayang, namun derasnya laju bola membuat tangkapannya tak sempurna.
Seperti predator yang mengendus darah, Satir segera menyambar bola liar itu dan mengubah kedudukan menjadi 0-1.
Respons yang Terlambat dan Kandas
Tertinggal satu gol, The Maczman coba merespons cepat. Awaluddin berupaya memimpin serangan, tetapi solidnya barisan belakang MU Sebatik, yang tampil disiplin, membuat setiap upaya mereka mandek.
Anbo Acce mencoba memutar otak. Dia menarik Barraq keluar dan memasukkan gelandang Rainal, sebuah langkah berani yang nyaris menjadi bumerang.
Alih-alih menyamakan kedudukan, The Maczman justru semakin tertekan. MU Sebatik memanfaatkan ruang kosong di lini tengah dan melancarkan serangan balik cepat, memaksa Ondest dan Sugeng bekerja ekstra keras menghalau setiap ancaman.
Dua Pukulan Telak yang Meruntuhkan Asa
Teriakan instruksi Anbo Acce menggema di ruang ganti saat jeda. Dia mencoba membakar semangat timnya, mendesak mereka untuk bangkit dari tekanan.
Namun, semangat saja tidak cukup untuk menutupi kondisi fisik yang terkuras. Di babak kedua, harapan The Maczman untuk bangkit seketika pudar.
Herman menambah keunggulan MU Sebatik di menit 46, mencetak gol dari sudut sempit yang sulit diantisipasi. Gol itu menjadi pukulan telak yang membuat para pemain The Maczman limbung.
Tak lama berselang, Satir kembali mencetak gol, menuntaskan perlawanan The Maczman dan mengubah skor menjadi 0-3.
Sebuah Pelajaran Berharga
Gol hiburan yang Junior cetak pada menit ke-49 hanya menjadi secercah cahaya di tengah kegelapan. Skor 1-3 bertahan hingga peluit panjang berbunyi.
Kekalahan ini membuktikan, sebuah tim tidak akan bisa melaju jauh hanya dengan mengandalkan beberapa pemain bintang.
Kondisi tim yang pincang, ditambah taktik yang tidak berjalan mulus, membuat sang pelatih Anbo Acce harus mengakui kekalahan.
Di sisi lain, MU Sebatik, dengan skuat yang lebih siap dan taktik yang solid, kini berhak melangkah ke babak semifinal.
