NUNUKAN – Di beranda terdepan Indonesia, semangat kebangsaan tak pernah luntur. Menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, aroma patriotisme di perbatasan RI-Malaysia kian menyengat.
Beragam elemen masyarakat, dari aparat hingga pemuda, bergotong royong mengibarkan Merah Putih, memastikan bendera kebanggaan itu berkibar di setiap sudut kota.
Kamis (31/7) malam, Nunukan menjadi saksi bisu. Ribuan tiang bendera serentak ditancapkan di sepanjang jalan protokol dan lokasi strategis.
Aksi ini adalah sebuah prolog untuk mengawali bulan kemerdekaan.
“Dua tahun belakangan, kita selalu mulai pemasangan bendera sebelum tanggal 1 Agustus,” ujar Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Nunukan, Hasan Basri Mursali, saat dihubungi Jumat (1/8).
“Ini upaya edukasi kami agar masyarakat menumbuhkan semangat patriotisme, terutama karena Kabupaten Nunukan adalah wilayah perbatasan negara.” tambahnya.
Gerakan ini, menurut Hasan, mendapat dukungan penuh dari TNI, Polri, instansi vertikal, dan terutama, organisasi kepemudaan.
Kelompok muda ini menjadi prioritas Kesbangpol dalam upaya menyatukan persepsi dan menjadi benteng kebhinekaan.
Salah satu wadah yang diinisiasi adalah Forum Pemuda Lintas Agama (Pelita).
Pelita hadir sebagai respons atas berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) di wilayah perbatasan.
Forum ini bertugas menangkis radikalisme, narkoba, hingga tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
“Anak-anak muda dari lintas etnis dan agama ini menjadi benteng tangguh untuk isu-isu perpecahan dan ancaman kedaulatan bangsa di perbatasan,” tegas Hasan.
Bendera ‘One Piece’ Jadi Sorotan
Di tengah euforia pengibaran Merah Putih, muncul isu yang cukup menyita perhatian di jagat maya.
Sejumlah warganet di Nunukan ramai membicarakan pengibaran bendera ‘One Piece’, sebuah bendera fiktif dari serial anime populer Jepang.
Bendera bergambar tengkorak dengan topi jerami itu dianggap mewakili perasaan masyarakat yang kecewa dan berkabung atas kebijakan pemerintah yang dianggap jauh dari asas demokrasi.
Karakter utamanya, Monkey D. Luffy, digambarkan sebagai sosok pemberani yang menentang penindasan dan kesewenang-wenangan penguasa.
Di media sosial, beberapa netizen bahkan terang-terangan setuju dengan gagasan mengibarkan bendera ‘One Piece’ ketimbang bendera setengah tiang di bulan Agustus.
Menanggapi fenomena ini, Hasan Basri tak menampik adanya gelombang ekspresi tersebut.
Ia mengakui, warga yang mengibarkan bendera ‘One Piece’ adalah bentuk kepedulian generasi bangsa yang ingin mengingatkan para pejabat agar tetap berada pada koridornya dalam menjaga kedaulatan negara.
“Pesannya bagus, tapi saya musti ingatkan. Bendera Merah Putih dikibarkan sebagai hormat kita untuk Ibu Pertiwi, untuk rasa terima kasih kita kepada jasa pahlawan yang mengorbankan jiwa raganya demi kemerdekaan,” tutur Hasan.
Untuk menangkal isu tersebut, Bakesbangpol gencar menyosialisasikan pengibaran bendera Merah Putih.
Surat edaran telah dilayangkan ke seluruh camat untuk memastikan seluruh wilayah mengibarkan Merah Putih secara serentak.
“Alhamdulillah, gerakan pengibaran 1.000 bendera yang kita inisiasi berbarengan juga dengan program bantuan 300 bendera untuk masing-masing kecamatan.
Sejauh ini, di Nunukan hanya Merah Putih yang berkibar, belum kami temukan ada bendera One Piece,” pungkas Hasan, sembari memastikan kedaulatan bangsa tetap terjaga di ujung utara Kalimantan. (Dzulviqor)
